SuaraJawaTengah.id - Di sosial media ramai beredar kutipan hadis Al-Iman Abi Syaibah tentang akibat salat yang tidak sempurna. "Seorang laki-laki menunaikan salat selama 60 tahun, tetapi tidak satu pun salatnya diterima Allah".
Salah satu tokoh Nadhlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir turut menelisik kebenaran hadis tersebut. Melalui akun instagramnya, dia mengajak pembaca untuk menyimak baik-baik penjelasannya.
"Benarkah ada orang selama 60 tahun salatnya tidak diterima oleh Allah? Bagaimana teks lengkap hadis tersebut? Bagaimana pula status dan konteks hadis yang dimaksud itu," tulis Gus Nadir, pada Jumat (26/1/24).
Gus Nadir membuka pembahasan hadis tersebut dengan mempejelas status hadis itu apakah berasal dari ucapan Nabi Muhammad atau ucapan sahabat nabi Abu Hurairah.
Baca Juga:Jika Penetapan Idul Fitri Ada Perbedaan, Masjid di Banyumas Ini Siap Menggelar Salat Id Dua Kali
Setelah menelusuri hadis itu, Gus Nadir menemukan akar permasalahannya terkait alasan umat muslim salatnya tidak walaupun dia rutin beribadah sepanjang 60 tahun.
"Konteksnya adalah ada orang yang salatnya ekspres banget gerakannya tanpa thuma'ninah. Tidak ada jeda disetiap gerakkan salatnya. Thuma'ninah ini salah satu dari 13 rukun salat," bebernya.
Lelaki yang profesi sebagai Dosen hukum di Monash University ini membeberkan bahwa thuma'ninah atau jeda sebentar merupakan kunci dari salat. Sebab makna umat muslim diminta untuk jeda sebentar dari setiap gerakan salat agar dapat merasakan kehadiran Allah.
"Kalau tanpa jeda, maka salat nggak ada bedanya dengan senam biasa. Justru thuma'ninah itu jadi kunci dalam salat kita," imbuhnya.
Namun Gus Nadir juga tidak menjamin salat seseorang akan diterima Allah. Walau pun dia telah melakukan 13 rukun salat termasuk thuma'ninah dengan baik.
Baca Juga:Ini Jadwal Imsakiyah dan Salat di Kota Semarang pada 27 Maret 2023
Menurut Gus Nadir diterima nggak salat adalah hak prerogatif Allah. Sedangkan manusia hanya bisa berikhtiar sekaligus menjaga salat lima waktu agar tidak bolong.
- 1
- 2