SuaraJawaTengah.id - Kenaikan harga pangan di Jawa Tengah memicu terjadinya inflasi pada Bulan Februari 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,57 persen di bulan Februari 2024 yang terjadi merata di berbagai daerah di provinsi tersebut.
Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan mengatakan, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberi kontribusi terbesar terhadap terjadinya inflasi yang mencapai 1,70 persen.
Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memicu inflasi antara lain beras, telur ayam, daging ayam ras, cabai merah, serta tarif air minum.
Baca Juga:Terima Penghargaan Baznas RI, Pj Gubernur Jateng: Harus Lebih Memperhatikan Pengentasan Kemiskinan
"Harga beras memberi kontribusi 0,34 persen, telur ayam ras 0,06 persen, daging ayam 0,05 persen, cabai merah 0,04 persen, dan minyak goreng 0,02 persen," katanya dikutip dari ANTARA pada Sabtu (2/3/2024).
Menurut dia, inflasi terjadi di sembilan daerah yang masuk dalam survei biaya hidup di Jawa Tengah.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal yang mencapai 0,90 persen, sedangkan yang terendah di Kabupaten Rembang sebesar 0,42 persen.
Sementara Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan gejolak harga pangan tersebut berkaitan dengan dinamika pasokan dan kebutuhan.
"Berkaitan dengan harga beras, masyarakat jangan khawatir karena persediaannya ada," katanya.
Baca Juga:Jangan Tergantung pada Beras, Ini Bahan Makanan Alternatif yang Mengandung Sumber Karbohidrat
Persediaan beras di Bulog, lanjut dia, masih mencukupi untuk dua bulan ke depan.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak khawatir dan tidak perlu melakukan aksi borong.
"Jangan lakukan aksi borong, terutama menjelang Ramadhan," katanya menegaskan.