SuaraJawaTengah.id - Peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan ekspedisi gabungan penyelaman Cina-Indonesia di Palung Jawa. Ekspedisi dilakukan menggunakan kapal riset Tan Suo Yi Hao dan wahana kapal selam riset Fendouzhe dengan dua penumpang dan satu pilot melakukan misi penyelaman dengan kode FDZ227.
Peneliti BRIN Yustian Rovi Alfiansah mengungkapkan, ekspedisi gabungan penyelaman Cina-Indonesia di Palung Jawa bertujuan untuk menjelajahi kekayaan keanekaragaman hayati laut Indonesia.
"Penyelidikan ilmiah laut guna untuk mengeksplorasi kekayaan biodiversitas Laut Dalam Indonesia untuk kemanfaatan bagi Indonesia dan memberikan informasi baru mengenai keunikan geologi, biologi dan lingkungan dari zona subduksi Sunda dan potensi dampaknya pada ekosistem hadal di Palung Jawa," ungkap peneliti pertama Indonesia yang melakukan penyelaman bersama Profesor Mengran Du dan pilot HOV Hongwu Luo, di Pelabuhan Tanjung Priok, dikutip dari keterangan tertulis pada Selasa (26/3/2024).
Misi penyelaman FDZ227, kata dia, merupakan salah satu dari 23 misi penyelaman dikerjakan dalam ekspedisi China-Indonesia Java Trench joint Dive Expedition 2024.
Baca Juga:Peringatan Dini BMKG, Jawa Tengah Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem pada 26 Maret 2024
Ekspedisi ini dilakukan oleh Direktorat Pengelolaan Armada Kapal Riset, BRIN dan Institute for Deep Sea Research and Engineering (IDSSE), Chinese Academy of Sciences (CAS). Kapal riset memiliki pajang 94,45 meter dan lebar 17,9 meter dengan mesin utama 12.000 tenaga kuda dan jangkauan 10.000 mil laut.
Ekspedisi ini didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Pertahanan, Republik Indonesia, serta Pemerintah Tiongkok melalui CAS, Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tiongkok, dan Provinsi Hainan. Ekspedisi Palung Jawa merupakan bagian dari program Global Trench Exploration and Dive Program (Global TREnD).
Menurut dia, penelitian laut dalam ini dilakukan pada zona Hadal Palung Jawa terbentang sepanjang 3200 km meliputi Sumatera Bagian Selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
Peserta ekspedisi terdiri dari empat peneliti Indonesia, 15 peneliti Tiongkok, satu pihak keamanan dari Indonesia dan 40 kru kapal riset dan HOV. Penyelaman dimulai pada 28 Februari 2024 dan berakhir di perairan sekitar Ujung Kulon pada 22 Maret 2024.
”Dalam penyalaman tersebut kami menemukan dasar Palung Jawa, mengambil sampel berupa tiga ekor teripang, enam sediment core dan enam bongkahan batu. Tugas lebih menantang sudah menunggu untuk melakukan analisis lebih lanjut sampel diperoleh, menyimpan dan menjaga sampel-sampel tersebut, mengolah data, dan mendiseminasikannya kepada publik hasil-hasil penelitian kami,” ungkap Yustian Rovi Alfiansah.
Baca Juga:Perbaikan Jalan Rusak Dampak Banjir Ditargetkan Selesai H-7 Lebaran
Dia menyakini, melalui kerjasama saling menguntungkan di antara peneliti Indonesia dan China dapat mencapai tujuan untuk memahami fitur Palung Jawa dari berbagai sudut pandang keilmuan.
"Kami ingin menyebarkan informasi kepada mereka yang belum mengetahui tentang Palung Jawa. Perolehan titik terdalam merupakan bonus berharga. Ini pengalaman yang mengharukan sekaligus mendebarkan. Saya ingin berterima kasih kepada Prof. Xiaotong Peng, ketua ekspedisi, yang memberikan saya kesempatan untuk menjadi peneliti Indonesia yang melakukan penyelaman di Palung Jawa menggunakan HOV," ucap dia.