“Mungkin H.J Sjouke sendiri (yang mengambil foto-foto lawas itu). Itu kemungkinan ya. Pastinya foto-foto yang saya temukan, identik dengan foto yang dimuat dalam majalah Magelang Vooruit edisi Februari tahun 1937.”
Hindia Akhir Masa Kuasa
Perkumpulan serupa dengan nama Bandoeng Vooruit lahir lebih dulu di tanah koloni Priangan tahun 1925. Tujuan, asas, dan program kerjanya: Mempromosikan dalam artian yang luas kepentingan Bandoeng dan daerah sekitarnya.
Bandoeng Vooruit bersungguh-sungguh mengembangkan pariwisata di Bandung. Mereka membangun akses jalan menuju tempat plesir Tangkuban Perahu dan Gunung Papandayan.
Baca Juga:Heboh karena Dikunjungi Jokowi dan Prabowo, Ini 5 Fakta Unik Bakso Pak Sholeh Magelang
Perkumpulan juga sukses menggelar Bandoeng Sterrit 1941 untuk menarik wisatawan. Ini menjadi event reli mobil dan motor pertama di Hindia Belanda yang berskala nasional.
Promosi wisata Bandoeng Vooruit dimuat di majalah Mooi Bandoeng atau “Bandung yang Indah”. Ada kemiripan Mooi Bandoeng dengan Magelang Vooruit: Sama-sama tidak membicarakan politik pergerakan.
“Membahas yang baik-baik saja. Isinya tidak memberitakan soal politik praktis tapi menonjolkan potensi Magelang. Sosial ekonomi, pariwisata, budaya. Tidak bicara konteks pergerakan nasional.”
Pemerintah Belanda, di penghujung masa kuasanya menampilkan Hindia sebagai tanah yang menjanjikan untuk para kolonis. Berupaya menarik sebanyak mungkin imigran Eropa untuk tinggal dan menetap.
Meski mendesak kemajuan pendidikan bumiputera, politik etis Belanda tidak dimaksudkan untuk mendorong para terpelajar pribumi untuk memerdekakan diri.
Baca Juga:Mengingat Kembali Kisah Johannes Van Der Steur, Kompeni Belanda Asuh Ribuan Anak di Magelang
Tujuan politik etis terutama menyerukan perlunya pemerintah kolonial membalas budi kepada bumiputera. Selain menyiapkan para pribumi beradab yang cakap bekerja dibawah kuasa ras kulit putih.