SuaraJawaTengah.id - Rumah BUMN Rembang saat ini sudah menjadi tempat bernaung bagi banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Rembang. Rumah BUMN Rembang getol melakukan beragam pendampingan bagi UMKM setempat.
Koordinator Rumah BUMN Rembang, Achmad Ghufron Nurrosyid, mengatakan pihaknya rutin menggelar pelatihan empat kali dalam sebulan. Selain itu, ada juga program pendampingan UMKM Kokoh yang merupakan program inkubasi bisnis untuk UMKM berdurasi satu tahu.
Program ini dibagi menjadi beberapa kategori UMKM, yaitu modern, digital, online, dan global. Setiap kelas memiliki kebutuhan yang berbeda-beda sesuai kapasitas pelaku UMKM.
Sebelum program berjalan, pihaknya melakukan kurasi kemudian memberikan pelatihan yang mereka butuhkan. Setelah mampu mengikuti rangkaian program inkubasi kemudian dipilih tiga UMKM terbaik untuk diberi penghargaan. Hingga ini, pihaknya telah meloloskan dua angkatan program inkubasi yang tergabung dalam komunitas UMKM Kokoh.
"Mereka mempunyai awareness yang tinggi dan kemudian menularkan apa yang mereka dapat. Dan akhirnya komunitas ini menjadi penggerak Rumah BUMN Rembang," ujar Achmad, Rabu (14/8/2024).
Kisah Sukses
Salah satu pelaku UMKM di bawah naungan Rumah BUMN Rembang yang sudah merasakan kesuksesan adalah Ummi Salamah. Ia kini sukses memproduksi jamu instan hingga laris manis ke seluruh Indonesia.
Ribuan kemasan jamu instan bermerek Akar Jawi bikinannya mampu terjual setiap bulannya. Perempuan 40 tahun ini menjadi salah satu binaan dari Rumah BUMN Rembang yang dikelola PT Semen Gresik sebagai anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG). Ummi merintis produk jamu sejak 2014 lalu.
Awalnya, Ummi berdagang masker atau lulur tradisional. Karena terkendala perizinan dan tenaga ahli, dia mencoba membuat produk lain dan akhirnya memutuskan untuk berdagang jamu.
Baca Juga:Menelusuri Jejak Budaya Tionghoa, Ini 4 Klenteng Bersejarah di Rembang
Sebelum mempunyai produk jamu instan, Ummi awalnya menjual jamu siap minum. Karena banyaknya permintaan konsumen dari luar kota, salah satu pelaku UMKM sukses di Rembang ini kemudian berinovasi membuat jamu instan yang lebih tahan lama.
Pada 2020, Ummi kemudian bergabung ke Rumah BUMN Rembang. Di sana, dia mendapatkan banyak manfaat mulai dari relasi hingga pengetahuan untuk memperluas pangsa pasar.
Bahkan, Ummi juga sering mendapat kesempatan untuk mengikuti pameran skala nasional. Meski usahanya berskala UMKM, produk milik perempuan asal Rembang ini juga sempat ditampilkan di pameran Tong Tong Fair di Belanda pada 2022 lalu.
"Jadi di Rumah BUMN Rembang, kami bisa bertemu dengan teman-teman yang punya mindset tinggi. Jadi bisa ikut gereget pengin maju," kata dia.
Dia banyak mendapatkan pelatihan untuk pemasaran produk dan mampu meningkatkan omzet. Dia mengaku juga memanfaatkan fasilitas di Rumah BUMM Rembang seperti studio untuk foto produk.
Saat ini dirinya mampu memproduksi 2.000 kemasan jamu instan setiap bulan dan selalu ludes terjual. Satu kemasan seberat 200 gram seharga Rp22.000 dan bisa diseduh hingga sepuluh gelas jamu. Ummi membuat beberapa varian produk, mulai dari kunyit asam, beras kencur, temulawak, dan lainnya.
Untuk jamu siap minum dijual mulai Rp7.000 untuk kemasan 300 ml, Rp12.000 untuk kemasan 600 ml, dan Rp12.000 untuk kemasan 1.500 ml. Produk milik Ummi telah ada di sejumlah ritel moden, seperti Indomaret dan Alfamart di Rembang.
Dengan jumlah produk yang ludes terjual, omzet yang diraup Ummi bisa mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya.
Kini, salah satu pelaku UMKM sukses asal Rembang ini juga bekerja sama dengan sejumlah reseller untuk memasarkan produknya di luar Rembang. Selain itu, jamu instan Akar Jawi bisa ditemui di Rumah BUMN Rembang.
Ummi juga memasarkan produknya di sejumlah marketplace online. Biasanya, dia mendapatkan pesanan dari Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, dan lainnya.
Melalui pemasaran secara daring, Ummi juga mendapatkan reseller yang akan menjual kembali produknya di Malaysia. Menurut Ummi, produk miliknya masih digemari masyarakat karena merupakan minuman tradisional alami tanpa pengawet.
Produknya juga telah memiliki sertifikasi halal dan izin pangan industri rumah tangga (PIRT). Ummi mengaku juga memberdayakan petani lokal. Bahan baku jamu buatannya rata-rata dipasok dari petani asal Rembang.
HUT Rumah BUMN
Berhasil mengantar para pelaku UMKM ke pintu kesuksesan, Rumah BUMN Rembang kini menginjak usia empat tahun. Tepat pada 17 Agustus 2024, Rumah BUMN berulang tahun.
Menyambut hari ulang tahun, Rumah BUMN akan melakukan sejumlah perayaan yang tentu menggandeng pelaku UMKM, salah satunya festival kuliner Jajan Fest.
Menurut Achmad, festival ini menjadi salah satu bentuk dukungan kepada UMKM binaan mereka untuk menularkan ilmu ke pelaku usaha lain.
"Setiap tahun kami memang merayakan ulang tahun dengan perayaan yang bermanfaat bagi masyarakat. Sebelumnya, kami bikin pameran di halaman kami saja," kata Achmad Ghufron.
Kini, pihaknya ingin membuat perayaan yang lebih bermanfaat. Karena belum lama ini, Rumah BUMN Rembang memperoleh penghargaan Anugerah Bina Mitra UMKM Award 2024 oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD) sebagai pendamping UMKM Terbaik 1.
Achmad mengaku ingin memberikan dampak yang lebih besar melalui festival kuliner Jajan Fest yang akan digelar pada 13-15 September 2024 tersebut. Gelaran ini menjadi salah satu cara untuk menjawab keresahan pelaku UMKM.
Sedikitnya ada 120 UMKM street food di luar UMKM binaan ikut ikut ambil bagian dalam festival itu. Mereka juga bakal menghadirkan 10 kuliner tradisional hidden gem dari Rembang.
"UMKM binaan kami yang tergabung dalam komunitas UMKM Kokoh, melihat masih banyak pelaku UMKM yang sebenarnya tidak tergabung komunitas dan terfasilitasi. Makanya komunitas kami tergerak untuk merangkul teman-teman UMKM yang ada di jalan," ungkapnya.
Sebelumnya, UMKM binaan Rumah BUMN Rembang juga melakukan program Rombak Gerobak. Program ini membantu pelaku usaha lain dengan cara memperbaiki gerobak-gerobak penjual kuliner jalanan agar lebih menarik.