Menyambut Pulang Taksu Candi Lumbung, Pulihkan Fungsi Spiritual Benda Cagar Budaya

Ruh Candi Lumbung kembali pulang. Menjejak bumi tempatnya dulu pernah didirikan

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:26 WIB
Menyambut Pulang Taksu Candi Lumbung, Pulihkan Fungsi Spiritual Benda Cagar Budaya
Upacara pengembalian taksu oleh umat Hindu Bali di Candi Lumbung, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Magelang. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

Upacara pengembalian taksu Candi Lumbung dipimpin oleh tiga pedanda atau penghulu agama Hindu: Ida Pedanda Gde Dwaju Tembuku, Ida Pedanda Gde Karang Kerta Udiana, dan Ida Pedanda Gde Intaran Kramas.

“Kami akan ngelinggihken kembali taksu (Candi Lumbung). Ruhnya saja. Pisahnya (bangunan candi) secara sekala (badaniah), nanti kami akan menyatukan kembali secara niskala. Secara spritual atau secara ruhani,” kata Ida Pedanda Gde Dwaju Tembuku.

Ida Pedanda Gde Dwaju Tembuku meyakini mengembalikan taksu Candi Lumbung akan memulihkan tujuan spiritual candi saat dulu dibangung oleh Empu Apus.    

“Kami harapkan nanti, beliau adalah betul-betul Empu Apus yang bersetanah di sini. Di sinilah letaknya yang paling tepat. Barat laut (Gunung Merapi).”

Baca Juga:Dugaan Pelecehan Seksual di Ponpes Magelang, Adakah Tempat Aman Bagi Para Pencari Tuhan

Menurut Ida Pedanda Gde Dwaju Tembuku, gunung melambangkan lingga dan laut mewakili yoni. Sehingga gunung dapat dijadikan sebagai objek sembahyang umat Hindu.

Upacara pengembalian taksu oleh umat Hindu Bali di Candi Lumbung, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Magelang. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).
Upacara pengembalian taksu oleh umat Hindu Bali di Candi Lumbung, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Magelang. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

Objek Pemajuan Kebudayaan

Menurut keyakinan Hindu, posisi Candi Lumbung yang berada di barat laut Gunung Merapi merupakan tempat bersemayamnya Sang Hyang Sangkara.

Menurut kitab Sundarigama, Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Sang Hyang Sangkara adalah dewa tumbuh-tumbuhan. Umat Hindu biasanya menggelar upacara Tumpek Wariga untuk menghormati Hyang Sangkara.

“Di sini bersetanah adalah Shang Hyang Sangkara. Itu adalah simbol dari tumbuh-tumbuhan. Jadi di sinilah yang akan menghasilkan oksigen.”

Baca Juga:Operasi Patuh Candi 2024: 800 Kamera "Mobile Handheld" Siap Mengintai Pelanggaran!

Masyarakat kuno penghuni lereng Merapi biasanya mengadakan ritual di Candi Lumbung sebelum wiwitan panen. Sedikit dari hasil panen dibawa ke candi sebagai persembahan untuk kemudian disimpan.    

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini