SuaraJawaTengah.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang menetapkan tema debat pertama pasangan calon wali kota dan wakil wali kota dengan fokus pada isu-isu penting bagi masa depan kota, yaitu ekonomi, infrastruktur, dan ketahanan kota.
Tema ini dipilih untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang visi dan program kerja masing-masing pasangan calon dalam memajukan Kota Semarang.
Ketua KPU Kota Semarang, Ahmad Zaini, menyatakan bahwa debat ini akan menghadirkan lima panelis yang merupakan akademisi ahli di bidang masing-masing, mulai dari profesor hingga doktor. Mereka akan memberikan pertanyaan yang diharapkan dapat menggali lebih dalam rencana dan komitmen para calon terhadap pembangunan kota.
Debat perdana ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 1 November 2024, pukul 19.00-21.00 WIB, di salah satu hotel di Semarang, dan akan disiarkan langsung oleh CNN TV, memungkinkan warga untuk mengikuti secara langsung proses pemaparan program dari kedua pasangan calon.
Baca Juga:Masuk Musim Hujan! PMI Kota Semarang Pastikan Stok Darah Aman untuk Kebutuhan Masyarakat
KPU juga menetapkan aturan ketat demi menjaga ketertiban, termasuk pembatasan jumlah pendukung di lokasi debat, dengan hanya mengizinkan 100 orang per pasangan calon untuk masuk.
"Harapan KPU, acara berjalan dengan aman dan lancar, saling menghormati dan menghargai sehingga menjadi salah satu contoh pendidikan politik di Kota Semarang," katanya dikutip dari ANTARA pada Senin (28/10/2024).
Debat ini merupakan yang pertama dari tiga rangkaian debat, yang akan diadakan kembali pada 8 dan 15 November. Pilkada Kota Semarang kali ini diikuti oleh dua pasangan calon: Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin (PDI Perjuangan) dan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang diusung oleh koalisi sembilan partai.
Melalui debat ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami program kerja yang diusung masing-masing pasangan, sehingga mereka dapat menentukan pilihan secara cerdas untuk masa depan Kota Semarang.
Baca Juga:Perang Panas Pilkada Jateng: Puan Maharani Serukan Netralitas, Tim Andika-Hendi Lapor Bawaslu