Jejak Komunitas Tionghoa di Lasem Rembang, Sudah Eksis Sejak Zaman Majapahit

Komunitas Tionghoa di Lasem, Rembang, telah lama berkontribusi signifikan sejak abad ke-14. Mereka berperan penting dalam perdagangan, politik, dan akulturasi budaya, membentuk identitas unik Lasem sebagai "Tiongkok Kecil".

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 14 Januari 2025 | 09:47 WIB
Jejak Komunitas Tionghoa di Lasem Rembang, Sudah Eksis Sejak Zaman Majapahit
Klenteng Mak Co / Tjoe An Kiong Lasem (DocPribadi/armada)

SuaraJawaTengah.id - Komunitas Tionghoa di Rembang, khususnya di Lasem, memiliki sejarah panjang yang mencerminkan interaksi budaya serta kontribusi signifikan dalam bidang politik dan bisnis.

Sejak abad ke-14, Lasem telah menjadi pusat perdagangan dan budaya yang penting, dengan komunitas Tionghoa memainkan peran kunci dalam perkembangan daerah ini.

Sejarah Awal Komunitas Tionghoa di Lasem

Kehadiran komunitas Tionghoa di Lasem bermula pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14, di mana Lasem dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelabuhan penting yang menjadi tempat persinggahan pedagang Tionghoa.

Baca Juga:Semen Gresik Borong 7 Penghargaan, Raih Predikat Tertinggi Diamond Ajang TKMPN XXVIII 2024 di Bali

Seiring berjalannya waktu, komunitas Tionghoa di daerah ini berkembang pesat, terutama pada masa kolonial Belanda di abad ke-19. Pada masa tersebut, Lasem menjadi salah satu wilayah di Jawa yang dihuni oleh banyak komunitas Tionghoa, yang mulai menetap dan membentuk jaringan bisnis serta sosial yang kuat.

Pada awal abad ke-20, komunitas Tionghoa di Lasem sudah sangat terorganisir dalam bidang perdagangan dan bisnis, dengan banyak di antaranya menjadi pelaku utama dalam ekonomi lokal. Hal ini juga terjadi bersamaan dengan berkembangnya industri rempah-rempah dan batik di daerah tersebut. 

Peran dalam Bisnis dan Ekonomi

Komunitas Tionghoa di Lasem dikenal sebagai pelaku utama dalam sektor perdagangan dan industri. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan ekonomi, mulai dari perdagangan rempah-rempah, tekstil, hingga kerajinan batik. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, para pedagang Tionghoa di Lasem memainkan peran penting dalam menghubungkan pasar lokal dengan pasar internasional, terutama perdagangan dengan Tiongkok dan Eropa.

Sebagian besar keluarga Tionghoa yang tinggal di Lasem memiliki usaha besar, termasuk dalam sektor pabrik batik yang dikenal dengan kualitasnya. Komunitas ini juga berperan dalam membangun infrastruktur perdagangan, seperti pasar, yang hingga kini menjadi pusat ekonomi Lasem. Hal ini mengarah pada peningkatan perekonomian lokal dan menjadikan Lasem sebagai pusat perdagangan yang penting di Jawa Tengah.

Baca Juga:Dirut Semen Gresik Bersama Petani SGSP Gelar Panen Raya Buah Kelengkeng dan Durian di Kebun Hortikultura Pabrik Rembang

Pengaruh dalam Politik Lokal

Dalam bidang politik, komunitas Tionghoa di Lasem memiliki peran signifikan meskipun pada beberapa periode mengalami pembatasan akibat kebijakan pemerintah kolonial Belanda serta kebijakan diskriminatif pada masa pasca-kemerdekaan. Namun, mereka tetap terlibat dalam dinamika politik daerah, meskipun dengan tingkat partisipasi yang bervariasi.

Pada masa penjajahan Belanda, komunitas Tionghoa seringkali diberi peran sebagai perantara antara pemerintah kolonial dengan masyarakat pribumi, termasuk dalam pengumpulan pajak dan administrasi pemerintahan. Di masa kemerdekaan, meskipun banyak terjadi pembatasan, mereka tetap berperan penting dalam kehidupan sosial-politik setempat. 

Akulturasi Budaya dan Sosial

Interaksi antara komunitas Tionghoa dan pribumi di Lasem menghasilkan akulturasi budaya yang kaya. Perpaduan tradisi Tionghoa dan Jawa terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk arsitektur, kuliner, dan upacara adat. Sejak masa kolonial, komunitas Tionghoa di Lasem beradaptasi dengan budaya setempat, seperti dalam penyelenggaraan perayaan Imlek yang diwarnai dengan tradisi lokal, dan pengaruh ini masih bisa terlihat hingga saat ini.

Akulturasi budaya ini menciptakan identitas unik bagi Lasem sebagai "Tiongkok Kecil" di Jawa, di mana rumah-rumah dan kelenteng yang berdiri hingga saat ini menjadi simbol kuat dari persatuan dua budaya yang telah berlangsung berabad-abad.

Warisan Sejarah dan Pengakuan

Seiring berjalannya waktu, warisan sejarah komunitas Tionghoa di Lasem semakin diakui dan dilestarikan. Bangunan bersejarah, seperti kelenteng dan rumah-rumah tua, menjadi saksi bisu perjalanan panjang komunitas ini. Selain itu, upaya pelestarian dilakukan dengan mendirikan museum dan situs sejarah yang mengedukasi masyarakat mengenai kontribusi penting komunitas Tionghoa dalam membangun Lasem.

Dengan pengakuan ini, Lasem juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkenalkan sejarah dan keberagaman masyarakat Tionghoa di daerah tersebut. Hingga kini, Lasem masih menjadi salah satu wilayah yang menyimpan kekayaan budaya Tionghoa, di mana festival dan perayaan budaya Tionghoa semakin menguatkan identitas daerah ini sebagai pusat pertemuan budaya Jawa dan Tionghoa. 

Secara keseluruhan, komunitas Tionghoa di Rembang, khususnya di Lasem, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang politik, bisnis, dan budaya. Sejak abad ke-14 hingga kini, peran mereka dalam membentuk dinamika sosial dan ekonomi daerah ini tidak dapat dipandang sebelah mata, dan warisan mereka terus menjadi bagian penting dari identitas Lasem hingga saat ini.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini