Hama patek yang menyerang tanaman cabai juga menjadi faktor utama yang memperburuk kondisi produksi.
"Harga bahan pokok penting (bapokting) sebenarnya masih dalam batas wajar jika dibandingkan dengan HAP, kecuali cabai rawit merah yang mengalami lonjakan signifikan hingga Rp85 ribu per kilogram," jelas Luthfi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti, turut memperkuat pernyataan tersebut dengan menyebutkan bahwa faktor cuaca dan serangan hama telah mengganggu pasokan pangan di berbagai daerah.
Ia mencatat bahwa Indeks Perkembangan Harga (IPH) Jawa Tengah saat ini mencapai 2,23 persen, dengan pemicu utama berasal dari komoditas cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras.
Baca Juga:Pacu Kuantitas Ekspor, Ahmad Luthfi Upayakan Revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas
"Inflasi Ramadan tahun ini dan tahun depan memiliki pola yang serupa, dengan lonjakan harga terutama pada daging ayam ras dan bawang merah. Namun, hingga pekan ketiga Maret ini, cabai rawit menjadi komoditas yang paling perlu diwaspadai," ujar Amalia.
Intervensi dan Harapan ke Depan
Untuk mengatasi permasalahan ini, Luthfi optimistis bahwa peran aktif pemerintah daerah melalui intervensi pasar dan optimalisasi distribusi pangan dapat menekan laju inflasi.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi dengan daerah penghasil bahan pokok guna mempercepat pemerataan pasokan ke wilayah yang mengalami lonjakan harga.
"Kita harus lebih proaktif. Jangan sampai harga di satu wilayah melonjak sementara di tempat lain masih tersedia banyak stok. Ini yang harus kita intervensi secara tepat," tegasnya.
Baca Juga:Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini
Selain itu, upaya jangka panjang juga perlu dilakukan dengan meningkatkan ketahanan pangan melalui dukungan terhadap petani lokal.