SuaraJawaTengah.id - Api yang berkobar dari sumur minyak ilegal di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih menjadi pertempuran sengit bagi tim gabungan.
Memasuki hari kelima, operasi pemadaman kini memasuki babak krusial dengan keterlibatan penuh tim teknisi Pertamina dan pengerahan masif 13 unit mobil pemadam kebakaran dari lima kabupaten.
Insiden tragis yang terjadi sejak Minggu (17/8/2025) ini tak hanya melahap material, tetapi juga telah merenggut tiga nyawa warga dan melukai dua lainnya.
Skala kebakaran yang sulit dikendalikan memaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muria Raya melakukan kerja 'keroyokan'.
Baca Juga:Sinergi BUMN, BRI Cepu dan KAI Perkuat Kerja Sama dengan Pinjaman Rp31,6 Miliar untuk 133 Pegawai
Belasan armada pemadam didatangkan dari berbagai penjuru untuk memastikan pertempuran melawan si jago merah tidak terhenti karena kendala klasik: kehabisan air.
"Belasan armada tersebut, berasal dari BPBD Kabupaten Rembang, Pati, Kudus, Grobogan, dan Jepara," kata Pelaksana tugas Kepala Harian BPBD Blora, Mulyowati, di Blora, Jumat (22/8/2025).
Mulyowati menegaskan, pengerahan kekuatan penuh dari kabupaten tetangga ini menjadi kunci strategi pemadaman kali ini.
Evaluasi dari upaya sebelumnya menunjukkan bahwa suplai air yang terputus menjadi biang keladi kegagalan. Kini, dengan dukungan teknisi ahli dari PT Pertamina, strategi baru yang lebih sistematis diterapkan.
"Hari ini kami melakukan persiapan pemadaman dengan dukungan teknisi Pertamina. Sebanyak 13 mobil tangki kapasitas 5.000 liter sudah siaga di lokasi. Mudah-mudahan kali ini suplai air tidak terhenti," ujarnya.
Baca Juga:BRI Blora Dorong Digitalisasi Ponpes Al-Banjari Lewat Pemanfaatan Kartu BRIZZI
Satu Syarat Mutlak dari Pertamina
Keterlibatan Pertamina bukan sekadar bantuan teknis. Mereka datang dengan satu permintaan yang tak bisa ditawar: aliran air untuk proses pendinginan dan pemadaman harus mengalir tanpa henti.
Permintaan ini menjadi syarat mutlak keberhasilan metode pemadaman yang telah mereka siapkan.
Sejumlah mobil tangki disiagakan dalam sistem estafet, bertugas mengambil air secara bergantian untuk menjaga kontinuitas pasokan ke titik api.
"Intinya, air jangan sampai berhenti. Itu permintaan dari Pertamina. Insya Allah, dengan koordinasi ini api bisa segera padam. Namun kami tetap waspada jika ada kemungkinan kebocoran baru," imbuh Mulyowati.
Sementara tim gabungan berjibaku di lokasi, warga yang tinggal di sekitar Dukuh Gendono, lokasi sumur nahas itu, masih harus bersabar di posko pengungsian.