Berburu Harta Karun Kuliner: 6 Sarapan Legendaris di Semarang yang Wajib Anda Cicipi

Berburu sarapan legendaris di Semarang? Temukan 6 destinasi kuliner ikonik mulai dari Soto Bangkong, Nasi Ayam Bu Wido, hingga Lumpia Gang Lombok yang wajib dicoba

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 13 September 2025 | 18:45 WIB
Berburu Harta Karun Kuliner: 6 Sarapan Legendaris di Semarang yang Wajib Anda Cicipi
Lumpia Gang Lombok khas Semarang. (Instagram/@ny.rempong)
Baca 10 detik
  • Semarang menyimpan banyak kuliner legendaris untuk sarapan yang menawarkan cita rasa otentik.
  • Dari Soto Bangkong, Nasi Ayam Bu Wido, hingga Lumpia Gang Lombok, semuanya punya sejarah panjang.
  • Tempat-tempat ini tak hanya menyajikan makanan enak, tapi juga pengalaman budaya dan nostalgia.

SuaraJawaTengah.id - Lupakan sejenak sarapan modern di kafe-kafe kekinian. Di Semarang, pagi hari adalah waktu terbaik untuk berburu 'harta karun' kuliner yang telah melegenda, menawarkan cita rasa otentik yang tak lekang oleh waktu.

Ibu kota Jawa Tengah ini menyimpan deretan tempat sarapan ikonik yang bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga menyajikan sepenggal sejarah dalam setiap suapannya.

Dari gang-gang bersejarah di kawasan pecinan hingga warung tenda sederhana yang selalu ramai, inilah ekspedisi rasa menelusuri enam destinasi sarapan legendaris di Semarang yang wajib masuk dalam daftar perjalanan kuliner Anda.

Setiap tempat memiliki kisahnya sendiri, resep yang dipertahankan secara turun-temurun, dan tentu saja, kelezatan yang membuatnya tetap relevan di tengah gempuran tren kuliner baru.

Baca Juga:PSIS Semarang Bidik Prestasi, Musim Baru Jadi Ajang Pembuktian Laskar Mahesa Jenar

Perjalanan ini bukan sekadar mengisi perut, melainkan sebuah pengalaman untuk memahami denyut nadi budaya dan tradisi Semarang melalui hidangan-hidangan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota ini.

1. Soto Bangkong: Kesegaran Kuah Bening Sejak 1950

Memulai hari dengan semangkuk soto hangat adalah ritual bagi banyak orang. Di Semarang, Soto Bangkong adalah jawabannya.

Berdiri sejak tahun 1950, soto ini menyajikan kuah bening yang segar dengan sedikit sentuhan kecap manis yang khas, memberikan rasa gurih yang pas. Isiannya sederhana namun lengkap: suwiran ayam, bihun, tauge, dan irisan tomat, ditaburi bawang goreng yang renyah.

Dinamakan "Bangkong" bukan karena menggunakan daging katak, melainkan karena lokasinya yang berada di dekat perempatan Bangkong.

Baca Juga:Palak Mahasiswa PPDS hingga Rp2,4 Miliar, Kaprodi Anestesiologi Undip Dituntut 3 Tahun

Jangan lupa tambahkan aneka sate pendamping seperti sate kerang, telur puyuh, atau perkedel untuk pengalaman menyantap yang lebih paripurna.

2. Nasi Ayam Bu Wido: Gurihnya Sepincuk Kenangan Sejak 1960-an

Sekilas, Nasi Ayam Bu Wido mungkin mengingatkan pada nasi liwet khas Solo, namun kuliner ini memiliki karakter rasanya sendiri.

Disajikan di atas pincuk daun pisang, seporsi nasi ayam terdiri dari nasi gurih yang disiram kuah opor kental, suwiran ayam, sayur labu siam, krecek pedas, dan telur bacem.

Warung yang konon telah berjualan sejak tahun 1960-an ini menjadi bukti bahwa kesederhanaan rasa bisa menciptakan candu.

Berlokasi di Jalan Melati Selatan, tempat ini hampir tak pernah sepi, menjadi destinasi wajib bagi mereka yang rindu akan masakan rumahan yang otentik dan menghangatkan.

3. Lumpia Gang Lombok: Ikon Akulturasi Budaya dalam Selembar Kulit

Belum lengkap rasanya ke Semarang tanpa mencicipi lumpia. Dan jika berbicara tentang lumpia legendaris, Lumpia Gang Lombok adalah episentrumnya.

Terletak di sebuah gang kecil di kawasan Pecinan, kedai ini telah menyajikan lumpia dengan resep asli sejak abad ke-19, hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa.

Isiannya yang terdiri dari rebung, telur, dan udang memiliki aroma khas yang tidak amis.

4. Toko Oen: Sarapan Elegan dengan Nuansa Kolonial Sejak 1936

Ingin sarapan dengan atmosfer yang berbeda? Toko Oen adalah jawabannya. Restoran yang berdiri sejak 1936 ini membawa pengunjungnya kembali ke masa kolonial Belanda dengan interior klasiknya.

Meskipun terkenal dengan es krim legendarisnya, Toko Oen juga menawarkan menu sarapan ala Eropa yang memikat.

Anda bisa menikmati aneka roti, croissant, atau poffertjes hangat yang baru keluar dari panggangan.

Bagi yang ingin santapan lebih berat, menu seperti bistik lidah atau nasi goreng Oen juga tersedia.[8] Sarapan di sini bukan hanya soal rasa, tapi juga pengalaman menikmati sejarah dalam suasana yang elegan.

5. Gudeg Koyor Mbak Tum: Perpaduan Manis Gurih yang Menggoyang Lidah

Jika gudeg identik dengan Yogyakarta, Semarang punya versinya sendiri yang tak kalah menggoda: Gudeg Koyor. Salah satu tempat paling terkenal untuk menikmatinya adalah Gudeg Koyor Mbak Tum.

Berbeda dengan gudeg Jogja, gudeg Semarang cenderung lebih basah dan gurih.

Menu andalannya adalah nasi gudeg yang disajikan dengan koyor atau urat sapi yang empuk dan lumer di mulut.

Kombinasi rasa manis dari nangka muda, gurih dari koyor, dan pedas dari sambal krecek menciptakan harmoni rasa yang kompleks dan bikin nagih. Warung yang buka dari sore hingga dini hari ini selalu menjadi incaran para pemburu kuliner malam.

6. Nasi Pindang Kudus & Soto Sapi Gajah Mada: Aroma Rempah yang Membangkitkan Selera

Meski namanya membawa identitas Kudus, warung ini telah menjadi salah satu legenda sarapan di Semarang.

Nasi Pindang di sini menggunakan bahan utama daging sapi, bukan ikan, yang dimasak dengan kuah kaya rempah berwarna gelap mirip rawon, namun dengan tambahan daun melinjo yang memberinya cita rasa unik.

Keberadaannya yang telah puluhan tahun menjadi jaminan kualitas rasa yang konsisten. Selain Nasi Pindang, soto sapinya juga menjadi favorit banyak pelanggan. Sarapan di sini adalah cara sempurna untuk memulai hari dengan hidangan yang kaya rasa dan menghangatkan tubuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak