Benarkah Ada Penyiksaan? Inilah Kesaksian Asli Dr. Lim Joe Thay Soal Autopsi G30S PKI

Dr. Lim Joe Thay, dokter forensik, terlibat autopsi jenazah jenderal korban G30S. Ia membantah isu penyiksaan mengerikan, meski temukan bekas tembakan

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 30 September 2025 | 11:27 WIB
Benarkah Ada Penyiksaan? Inilah Kesaksian Asli Dr. Lim Joe Thay Soal Autopsi G30S PKI
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S PKI)
Baca 10 detik
  • Dr. Lim Joe Thay, dokter forensik muda, terlibat langsung autopsi jenazah tujuh pahlawan revolusi pasca G30S.
  • Hasil autopsi membantah isu mutilasi keji, luka yang ada dominan akibat tembakan dan proses pembusukan.
  • Fakta medis tidak dipublikasikan, propaganda penyiksaan tetap disebarkan demi kepentingan politik rezim.

Sementara itu, Jenderal M.T. Haryono ditemukan dengan pergelangan tangan hancur, sebuah luka yang menurut Dr. Lim tidak mungkin hanya akibat jatuh ke dalam sumur. Kepala Jenderal Sutoyo pun pecah akibat tembakan.

4. Suharto Turut Menyaksikan

Autopsi berlangsung sepanjang malam hingga dini hari. Saat para dokter sibuk bekerja, Soeharto—yang kala itu mulai mengambil peran penting—datang ke ruang autopsi.

Ia hanya berdiri mengenakan pakaian tempur tanpa berkata sepatah kata. Meski suasana penuh tekanan, Dr. Lim menegaskan bahwa tidak ada intervensi langsung dari pihak militer terhadap jalannya pemeriksaan medis.

Baca Juga:Terungkap! 5 Alasan Mengejutkan di Balik Popularitas PKI di Pemilu 1955

5. Membantah Isu Penyiksaan

Salah satu hal yang paling krusial adalah membantah isu yang beredar di masyarakat. Propaganda kala itu menyebut para jenderal mengalami penyiksaan mengerikan: alat vital dipotong, mata dicongkel, tubuh dimutilasi.

Dr. Lim bersama timnya menegaskan tidak ada bukti medis yang mendukung klaim tersebut. Ia bahkan memeriksa organ intim para korban secara teliti dan memastikan tidak ada luka iris, apalagi pemotongan.

Begitu pula dengan bola mata yang hilang—itu disebabkan proses pembusukan, bukan tindakan keji.

Namun, Dr. Lim juga menegaskan bahwa bukan berarti para jenderal tidak disiksa sama sekali. Jenazah mereka jelas menunjukkan bekas tembakan berulang kali.

Baca Juga:5 Penyebab Banyaknya Satuan Tentara yang Terpengaruh PKI di Jawa Tengah

Beberapa luka, seperti di pergelangan tangan Haryono, tidak bisa dijelaskan hanya dengan jatuh ke sumur. Tetapi, sejauh hasil visum, tidak ada tanda mutilasi sebagaimana diberitakan.

6. Kebenaran yang Disembunyikan

Setelah autopsi selesai, para dokter sempat merasa waswas. Mereka sadar hasil temuan mereka berlawanan dengan isu yang beredar di masyarakat.

Dalam rapat internal dini hari 5 Oktober, mereka bersepakat menuliskan hasil visum secara jujur. Dr. Lim mengingatkan bahwa ini adalah tugas negara, dan kebenaranlah yang harus dikemukakan, sekalipun nyawa mereka terancam.

Sayangnya, laporan lengkap hasil autopsi itu tidak pernah dipublikasikan kepada masyarakat. Soeharto, yang menerima laporan resmi, membiarkan media massa—khususnya Harian Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha—menyebarkan narasi penyiksaan.

Propaganda tersebut menjadi alat ampuh untuk membangkitkan kemarahan publik dan membenarkan penumpasan besar-besaran terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta simpatisannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak