- Satu dari 40 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Temanggung ditutup sementara oleh BGN.
- Penutupan ini dipicu oleh dugaan pelanggaran standar operasional pelayanan (SOP) yang berlaku.
- Lebih dari 2.000 siswa dari SMAN 2 dan SMAN 3 Temanggung terdampak penghentian layanan gizi ini.
SuaraJawaTengah.id - Kabar mengejutkan datang dari program pemenuhan gizi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani ribuan siswa terpaksa ditutup sementara oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Penutupan ini memicu kekhawatiran mengenai nasib asupan gizi lebih dari 2.000 pelajar tingkat SMA.
Langkah tegas dari BGN ini diambil menyusul adanya dugaan bahwa SPPG tersebut tidak menjalankan standar operasional pelayanan (SOP) dengan benar.
Akibatnya, program yang menjadi andalan untuk menjaga nutrisi para siswa di dua sekolah besar kini berada di ujung tanduk.
Baca Juga:Mahasiswa Temanggung Merapat! Beasiswa S1 Rp 6 Juta per Tahun dari Baznas, Kuota Masih Separuh!
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Temanggung, Ripto Susilo, mengonfirmasi adanya surat instruksi penutupan sementara dari pemerintah pusat. Menurutnya, keputusan ini akan bergantung pada hasil evaluasi dan pembuktian di lapangan.
"Jadi memang sudah ada surat dari pusat untuk ditutup sementara, bisa dievaluasi, bisa dilanjutkan atau diberhentikan total, kita lihat pembuktiannya nanti," kata Ripto Susilo dikutip dari ANTARA di Temanggung, Senin (6/10/2025).
Dampak Langsung ke Ribuan Siswa
Unit SPPG yang operasionalnya dihentikan ini memiliki peran vital. Unit tersebut bertanggung jawab menyediakan layanan gizi untuk dua sekolah negeri favorit, yaitu SMAN 3 Temanggung dengan sekitar 970 siswa dan SMAN 2 Temanggung yang menampung kurang lebih 1.066 siswa.
Total, lebih dari 2.000 siswa kini tidak lagi menerima layanan gizi dari program tersebut hingga waktu yang belum ditentukan.
Baca Juga:Ironi! Program MBG Andalan Prabowo di Demak Dikuasai Swasta, Daerah Miskin Gigit Jari!
Pemerintah Kabupaten Temanggung saat ini tengah bergerak cepat untuk mengatasi masalah ini.
Ripto menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan validasi menyeluruh terhadap semua data, mulai dari aspek teknis, jumlah layanan, hingga penyebab pasti terjadinya dugaan pelanggaran SOP di lapangan.
"Kita validasi dulu, kemudian hari ini kita lakukan rapat koordinasi secara komprehensif, langkahnya seperti apa kita sampaikan kemudian," tegasnya.
Meski satu unit ditutup, Ripto memastikan bahwa program SPPG di Temanggung secara umum masih berjalan. Dari total target, sebanyak 40 SPPG telah beroperasi, sementara sekitar 30 unit lainnya masih dalam tahap persiapan.
Kejadian ini menjadi pukulan sekaligus bahan evaluasi penting bagi Pemkab Temanggung agar program pemenuhan gizi yang berskala besar ini dapat berjalan sesuai aturan dan tujuan utamanya tercapai.
"Ia menuturkan di Temanggung sekarang ada 40 SPPG yang sudah jalan, sementara yang belum beroperasi masih sekitar 30-an," tambah Ripto.