- Tes psikotes menilai logika, kepribadian, dan ketahanan mental agar sesuai dengan posisi kerja.
- Ada 11 jenis tes umum seperti logika, gambar, kepemimpinan, hingga konsistensi kerja.
- Kunci sukses psikotes: latihan rutin, jujur menjawab, dan tampil percaya diri saat ujian.
SuaraJawaTengah.id - Dalam proses seleksi kerja, tes psikotes menjadi tahap penting yang tidak bisa diabaikan. Tes ini bukan hanya untuk menilai kemampuan berpikir, tetapi juga kepribadian, ketahanan mental, dan kecocokan seseorang dengan posisi yang dilamar.
Bagi banyak pelamar kerja, tahap ini sering kali menjadi momok. Padahal, dengan memahami jenis-jenis tes yang biasanya digunakan HRD, Anda bisa mempersiapkan diri dengan jauh lebih baik.
Berikut 11 jenis tes psikotes kerja yang paling sering digunakan HRD, sebagaimana dikutip dari lengkap dengan penjelasan dan tips singkatnya.
1. Tes Logika Aritmatika
Baca Juga:5 Tanaman Paling Cepat Menghasilkan Uang dengan Modal Kecil
Tes ini mengukur kemampuan berpikir logis melalui angka. Peserta akan diberikan deret angka tertentu, misalnya 2, 4, 6, 8, 10, lalu diminta menebak pola atau angka berikutnya.
Tujuannya untuk menilai kemampuan analisis dan pemahaman pola matematis dasar. Tipsnya, seringlah berlatih mengenali pola penjumlahan, pengurangan, kelipatan, dan kombinasi angka agar terbiasa berpikir cepat dan tepat.
2. Tes Logika Penalaran Gambar
Tes ini menilai kemampuan memahami pola visual. Peserta akan melihat rangkaian gambar dengan bentuk berbeda, kemudian menentukan gambar apa yang seharusnya muncul selanjutnya.
HRD menggunakan tes ini untuk melihat cara seseorang berpikir sistematis dan mengidentifikasi pola. Semakin cepat dan akurat Anda mengenali pola, semakin tinggi nilai konsistensi dan fokus Anda.
Baca Juga:Sejarah Getuk: Cita Rasa Manis dari Kesederhanaan yang Tak Lekang oleh Waktu
3. Tes Analog Verbal
Tes analog verbal biasanya berisi 40 soal yang berhubungan dengan sinonim, antonim, dan padanan kata.
Tes ini mengukur kemampuan seseorang memahami hubungan antar kata serta logika bahasa.
Contoh: Langit – Biru, Daun – ? Peserta harus mengaitkan hubungan yang serupa.
Kuncinya adalah memperbanyak kosakata dan sering berlatih soal verbal untuk melatih logika bahasa.
4. Tes Wartegg