5 Trik Finansial Gen Z untuk Hidup Aman Sebelum Usia 30

Gen Z sering kehabisan uang karena kebiasaan finansial buruk. Terapkan 5 tips: catat pengeluaran, pisahkan rekening, 50/30/20, investasi dini, hindari flexing

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 08 November 2025 | 09:41 WIB
5 Trik Finansial Gen Z untuk Hidup Aman Sebelum Usia 30
Ilustrasi 5 Trik Finansial Gen Z. [ChatGPT]
Baca 10 detik
  • Banyak Gen Z kesulitan finansial bukan karena gaji kecil, tapi karena kebiasaan uang yang salah arah.
  • Solusinya: catat pengeluaran, pisahkan rekening, terapkan 50-30-20, investasi, dan hindari flexing.
  • Kunci bebas finansial bukan besar gaji, tapi disiplin, konsistensi, dan keputusan cerdas setiap hari.

SuaraJawaTengah.id - Pernah merasa gaji baru masuk tapi seminggu kemudian saldo sudah menipis? Atau buka Mbanking dan tiba-tiba saldo tinggal dua digit? Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak anak muda, terutama Gen Z, menghadapi hal yang sama.

Masalahnya bukan karena penghasilan kecil, tapi karena kebiasaan finansial yang salah arah.

Nah, kalau kamu ingin kondisi keuanganmu lebih sehat dan gak hidup dari tanggal gajian ke tanggal gajian, lima kebiasaan berikut ini wajib kamu terapkan mulai sekarang sebagaimana dikutip dari YouTube Mr Kelas.

1. Catat Semua Pengeluaran, Sekecil Apa Pun

Baca Juga:Mahfud MD Minta Generasi Milenial dan Z tidak Lakukan Transaksi Pinjol, Ini Alasannya

Kedengarannya sepele, tapi ini kebiasaan paling mendasar untuk membangun stabilitas keuangan. Banyak orang gagal mengatur uang bukan karena pengeluarannya besar, melainkan karena tidak tahu ke mana uangnya pergi.

Mulai sekarang, biasakan mencatat semua pengeluaran harian. Beli kopi Rp20.000, parkir Rp2.000, langganan streaming Rp50.000 semua harus dicatat.

Dari situ kamu akan sadar, ternyata pengeluaran kecil yang sering dianggap remeh bisa setara cicilan motor kalau dijumlahkan sebulan penuh.

Kamu bisa mencatat di aplikasi keuangan gratis, di spreadsheet laptop, atau bahkan buku catatan kecil. Intinya, kamu harus jadi “bos” untuk setiap rupiah yang keluar. Setelah punya data, kamu bisa mengenali kebiasaan boros dan menyesuaikannya.

2. Pisahkan Rekening untuk Kebutuhan dan Tabungan

Baca Juga:Cerita Generasi Z dengan Upah Pas-pasan di Kota Semarang: Berjibaku Cari Pekerjaan Sampingan

Kebiasaan ini terdengar sederhana tapi sangat ampuh secara psikologis. Banyak anak muda menyimpan semua uang dalam satu rekening, padahal itu jebakan yang membuat kita merasa “selalu punya uang”. Akibatnya, gesek sana-sini dan saldo pun cepat menguap.

Coba pisahkan rekeningmu jadi dua. Rekening pertama untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, transportasi, dan tagihan. Rekening kedua khusus untuk tabungan dan investasi. Setiap kali gaji masuk, langsung transfer sebagian ke rekening tabungan, dan anggap uang itu hilang.

Cara ini membantu kamu disiplin menabung tanpa merasa kehilangan. Selain itu, kamu juga akan lebih tenang karena tahu ada dana cadangan yang aman untuk kebutuhan darurat. Dengan membatasi dana harian, kamu juga akan berpikir dua kali sebelum belanja impulsif.

3. Terapkan Prinsip 50-30-20 dalam Mengatur Uang

Kalau kamu sering bingung harus mulai dari mana dalam budgeting, rumus ini bisa jadi penyelamat. Prinsip 50-30-20 membagi penghasilan kamu ke tiga pos utama:

50% untuk kebutuhan pokok (kos, makan, transportasi, tagihan)

30% untuk keinginan (hiburan, nongkrong, nonton, langganan game atau streaming)

20% untuk tabungan dan investasi

Dengan pola ini, kamu tetap bisa bersenang-senang tanpa merasa bersalah, tapi juga tetap membangun masa depan finansial yang kuat. Jika bisa menabung lebih dari 20%, itu jauh lebih baik.

Kebiasaan ini terlihat sederhana, tapi kalau dilakukan secara konsisten, kamu akan terkejut melihat betapa stabilnya keuanganmu. Tidak ada lagi panik di akhir bulan karena uang habis sebelum waktunya.

4. Mulai Investasi dari Sekarang, Bukan Nanti

Banyak Gen Z berpikir investasi itu hanya untuk orang kaya atau mereka yang sudah mapan. Padahal justru karena kamu masih muda, waktu adalah aset terbesar.

Semakin cepat kamu mulai, semakin besar hasil yang bisa kamu nikmati berkat efek bunga majemuk (compound interest).

Bayangkan kalau kamu mulai investasi Rp100.000 per bulan hari ini. Dalam 10 hingga 20 tahun, nilainya bisa tumbuh jauh lebih besar dibanding jika kamu menunda dan baru mulai saat penghasilan besar.

Tidak perlu langsung ke instrumen rumit. Mulailah dari yang mudah dan berisiko rendah seperti reksa dana pasar uang, tabungan emas digital, atau reksa dana syariah jika kamu ingin sesuai prinsip halal. Yang penting adalah mulai dulu, sekecil apa pun nominalnya.

5. Hindari Gaya Hidup Kompetitif dan Budaya Flexing

Media sosial sering jadi sumber tekanan finansial terselubung. Saat orang lain pamer liburan, gadget baru, atau nongkrong di kafe hits, kita jadi tergoda untuk ikut-ikutan supaya tidak terlihat “ketinggalan zaman”.

Masalahnya, kalau kamu terus mengikuti tren ini, kamu tidak lagi hidup dari penghasilanmu sendiri, tapi dari penilaian orang lain. Lama-lama, kamu bisa kehilangan arah keuangan dan kelelahan mental karena terus merasa harus tampil sempurna.

Daripada menghabiskan uang untuk mengikuti gaya hidup orang lain, lebih baik investasikan untuk pengembangan diri. Ikut kursus, belajar skill baru, atau mulai bisnis kecil. Kekayaan sejati bukan dari apa yang kamu tunjukkan di media sosial, tapi dari apa yang kamu miliki ketika tidak ada yang melihat.

Lima kebiasaan sederhana tadi  mencatat pengeluaran, memisahkan rekening, menerapkan prinsip 50-30-20, mulai investasi sedini mungkin, dan menjauhi budaya flexing  bisa jadi fondasi menuju kebebasan finansial sebelum usia 30.

Bebas finansial bukan tentang seberapa besar gajimu, tapi seberapa baik kamu mengelola kebiasaan kecil setiap hari. Mulailah dari hal yang paling mudah dan realistis. Pilih satu atau dua kebiasaan dulu, lalu jalankan dengan konsisten.

Ingat, masa depan finansialmu tidak ditentukan oleh jumlah uang yang kamu punya, tapi oleh disiplin dan keputusan yang kamu buat hari ini.

Jadi, mulai sekarang, berhenti hanya menonton konten keuangan. Waktunya praktik langsung dan buktikan sendiri kalau hidup tanpa panik tanggal tua itu bukan mimpi.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini