6 Fakta Kontroversi Johar Lin Eng, Mafia Bola yang Viral karena Ketemu Exco PSSI

Johar Lin Eng, mantan terpidana kasus pengaturan skor, muncul lagi bareng Exco PSSI 2025, memicu kritik soal reformasi sepak bola.

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 03 Desember 2025 | 07:32 WIB
6 Fakta Kontroversi Johar Lin Eng, Mafia Bola yang Viral karena Ketemu Exco PSSI
Mantan mafia bola Johar Lin Eng bersama Exco PSSI Khairul Anwar. [X/@BosPurwa]
Baca 10 detik
  • Johar Lin Eng, mantan Exco PSSI, divonis 21 bulan penjara pada Juli 2019 terkait pengaturan skor Liga 3 tahun 2018.
  • Penangkapan Johar terjadi pada Desember 2018 di Bandara Halim Perdanakusuma setelah terjerat kasus suap manipulasi skor pertandingan.
  • Kemunculannya di akhir 2025 bersama anggota Exco PSSI memicu kontroversi tentang implementasi reformasi sepak bola Indonesia.

SuaraJawaTengah.id - Nama Johar Lin Eng kembali mencuri perhatian publik pada akhir 2025 setelah beredar video yang memperlihatkan dirinya hadir bersama seorang anggota Exco PSSI aktif.

Momen tersebut langsung memicu perdebatan luas karena dianggap bertentangan dengan semangat reformasi sepak bola yang sedang digalakkan setelah berbagai upaya pemberantasan mafia bola.

Kehadirannya kembali di ruang publik membuka memori kasus besar pengaturan skor yang pernah mengguncang sepak bola Indonesia pada 2018 hingga 2019, ketika Johar divonis bersalah dan dijatuhi hukuman penjara.

Kemunculan ini menimbulkan pertanyaan baru: apakah sepak bola Indonesia benar benar telah bersih atau hanya terlihat seolah berubah?

Baca Juga:Cari Bibit-bibit Terbaik, Asprov PSSI Jateng Siap Bantu Sukseskan Liga 4

1. Karier panjang di dunia sepak bola nasional

Johar Lin Eng dikenal sebagai tokoh yang cukup berpengaruh dalam struktur PSSI. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah dan duduk di kursi Komite Eksekutif Exco PSSI. Selain itu ia juga memegang posisi strategis seperti Komite Futsal dan Komite Kompetisi.

2. Tuduhan pengaturan skor di Liga 3 2018

Pada akhir 2018, Johar terseret kasus dugaan pengaturan skor Liga 3. Seorang manajer klub melapor bahwa terjadi tawaran uang untuk mengatur jalur promosi dan penentuan tuan rumah pertandingan. Penyidik Satgas Anti Mafia Bola kemudian menetapkan Johar sebagai tersangka setelah memeriksa saksi dan bukti terkait kasus suap dan manipulasi skor.

3. Penangkapan di Bandara Halim Perdanakusuma

Baca Juga:Tarkam Piala Bupati Semarang Ricuh, PSSI Jateng Lakukan Investigasi

Pada 27 Desember 2018, Johar ditangkap aparat Satgas Anti Mafia Bola di Bandara Halim Perdanakusuma usai turun dari pesawat Citylink rute Solo Jakarta. Saat itu tercatat menggunakan nama berbeda pada boarding pass, yang kemudian menjadi salah satu sorotan publik saat berita ini mencuat.

4. Vonis hukuman penjara 21 bulan

Setelah menjalani proses pengadilan, Johar dijatuhi vonis penjara 21 bulan pada Juli 2019. Vonis ini menandai babak baru dalam pemberantasan mafia bola dan menjadi bukti bahwa pengaturan skor bukan hanya isu moral tetapi tindakan kriminal yang dapat dipidana. Putusan ini juga menjadi pesan keras bagi dunia sepak bola nasional bahwa praktik kotor tidak lagi bisa ditoleransi.

5. Kemunculan kembali di akhir 2025 memicu kontroversi

Memasuki Desember 2025, video dan foto kehadiran Johar bersama seorang Exco PSSI aktif beredar di media sosial. Publik mempertanyakan keseriusan reformasi yang dideklarasikan PSSI dan mempertanyakan alasan figur dengan rekam jejak kasus match-fixing berada dalam ruang diskusi bersama pejabat aktif.

Berbagai media lokal menyebut momen tersebut menjadi ujian besar bagi kepemimpinan federasi sepak bola nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak