Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 27 Agustus 2019 | 18:49 WIB
Tersangka Irvan Firmansyah (Ivan) di Mapolres Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2019). [Suara.com/Teguh Lumbiria]

SuaraJawaTengah.id - Tanggal 9 Oktober 2014, menjadi hari yang dipilih tersangka Minah beserta tiga anaknya yang tinggal Dusun Karanggandul RT 7 RW 3 Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas Jawa Tengah untuk membunuh saudara kandung dan keponakannya.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengungkapkan, aksi tersangka Keluarga Minah yang terdiri dari empat orang itu dilakukan di Rumah Misem, yang juga menjadi tempat tinggal keempat korban.

“Sudah diskenariokan, (sebelum dilakukan aksi pembunuhan) Misem dibawa oleh tersangka Saudari Saminah ke rumahnya. Seolah-olah dirawat karena memang lagi tidak sehat,” kata Bambang pada Selasa (27/8/2019).

Tujuannya, agar Misem tidak mengetahui rencana aksi pembunuhan tersebut. Lalu, kata Bambang, tersangka Ivan dan Putra masuk ke kediaman Misem. Di rumah tersebut, keduanya menemukan korban pertama, yakni Sugiono yang sedang mandi.

Baca Juga: Temuan Tengkorak di Banyumas, Dipicu Masalah Warisan Tanah 22 Ubin

“Kedua tersangka menunggu. Pada saat Sugiono keluar kamar mandi kemudian dipukul oleh tersangka Ivan menggunakan besi,” kata dia.

Setelah itu, giliran tersangka Putra yang memukul korban menggunakan tabung gas melon. Setelah memastikan korban meninggal, kemudian dimasukkan ke salah satu kamar di rumah itu.

Usai membunuh Sugiono, kedua tersangka menunggu korban kedua, Supratno pulang. Saat itu, Supranto tengah bekerja sebagai petugas TU di salah satu SMP yang berada di Kecamatan Banyumas.

Aksi pembunuhan terhadap Supratno dilakukan siang hari. Caranya sama, yakni dengan cara dipukul menggunakan besi dan gas melon.

Setelah itu, giliran korban Heri dan Vivin yang dibunuh. Heri dibunuh menjelang sore, baru setelahnya Vivin yang baru pulang dari Purwokerto.

Baca Juga: Temuan Tengkorak di Banyumas, Korban dan Pelaku Masih Anak Cucu Misem

Saat itu, Vivin merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Purwokerto. Usai dibunuh, keempat korban dikumpulkan dalam satu kamar di rumah tersebut.

Load More