Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 17 Agustus 2020 | 19:29 WIB
Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. (Solopos)

Apabila hasil rapid test reaktif maka lansung menjalani tes PCR.

Langkah ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19.

“Beberapa pasien psoitif tanpa gejala menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Ada potensi penambahan pasien positif corona dari klaster pernikahan karena jumlah kerabat keluara dan tamu undangan yang menghadiri acara cukup banyak,” ujar dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo itu menyampaikan jumlah akumulasi pasien positif sebanyak 356 orang.

Baca Juga: Pasien COVID-19 Surabaya Dikumpulkan di Lapangan untuk Ikut Upacara HUT RI

Perinciannya, jumlah pasien positif dengan gejala sebanyak 125 orang sementara jumlah pasien positif tanpa gejala sebanyak 231 orang. Sementara tak ada penambahan pasien positif yang meninggal dunia yakni 12 orang.

Jumlah pasien positif yang sembuh sebanyak 259 orang. “Tidak ada pasien positif tanpa gejala yang dirawat di rumah sehat Covid-19 selama lebih dari sepekan. Di era kenormalan baru, masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” papar dia seperti dilansir Solopos.com.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengatakan kurva pandemi Covid-19 di Sukoharjo belum melandai.

Ada tren peningkatkan jumlah pasien positif selama beberapa pekan terakhir. Terlebih, Sukoharjo masuk daerah dengan kategori risiko sedang atau zona orange.

Wardoyo mewacanakan bakal kembali memperpanjang masa status kejadian luar biasa (KLB) Covid-19 hingga akhir September.

Baca Juga: Peneliti Ungkapkan Urutan Gejala Awal Covid-19 saat Pasien Terinfeksi

“Tren persebaran pandemi Covid-19 meningkat. Jika kondisinya seperti ini terus menerus, status KLB Covid-19 bakal diperpanjang,” kata dia.

Load More