SuaraJawaTengah.id - Pelaku terorisme terus diburu oleh penagak hukum. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya korban akibat aksi para teroris di Indonesia.
Namun, dari catatan Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) yang ditulis di ruangobrol.id, Penangkapan terduga teroris di sepanjang 2020 cenderung berkurang jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dari data yang dihimpun, penangkapan mencapai 228 terduga teroris di masa pandemi. Jika dibandingkan dengan total penangkapan di dua tahun sebelumnya, angka tersebut jauh berkurang. Tahun 2018 dan 2019, penangkapan teroris hampir menyentuh angka 400 orang per tahun.
Data kepolisian juga menyatakan bahwa dari sebanyak 228 penangkapan tersebut, setidaknya 64% masih dalam proses penyidikan dan 31% sedang menjalani proses persidangan. Kemudian 1% lainnya telah selesai menjalani sidang pada akhir Desember lalu dan 4% telah memasuki masa tahanan menjadi narapidana.
Baca Juga: Ditutup Karena Pandemi, Peziarah Tetap Nekat Berdoa di Makam Sunan Kalijaga
Meskipun telah berkurang jika dibandingkan tahun sebelumnya, tapi angka penangkapan yang berjumlah ratusan itu menunjukkan bahwa aktivitas terorisme masih ada.
Kelompok-kelompok yang selama ini dituding sebagai pelaku aksi teror juga masih saja bergerak. Berbekal rangkuman kejadian-kejadian atau temuan-temuan di tahun 2020, Ruangobrol berupaya untuk bisa menjelaskan dinamika tersebut dan memberikan rekomendasi untuk hal-hal yang perlu dilakukan.
Dalam hal ini, Jamaah Anshorut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) menjadi contohnya. Keduanya memang memiliki organisasi, akan tetapi pergerakan anggotanya jauh lebih cair dan cenderung tidak berada dalam satu komando yang terikat.
Keberadaan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) seperti menciptakan ruang khusus pada eksistensi terorisme. Berbagai kesepakatan damai pasca konflik Poso tidak memberikan pengaruh pada keberadaan MIT.
Kelompok ini justru berusaha untuk terus melanggengkan suasana konflik lewat rangkaian serangan, pembunuhan, perampokan dan lain-lain, seperti yang diungkapkan dalam table di atas.
Baca Juga: Sempat Pusing, Gus Ngali Watucongol Tetap Disuntik Vaksin Covid-19
Sebagai sebuah ruang baru, MIT merupakan magnet jihad. Ketika banyak kelompok lain vakum, MIT justru membuka ruang bagi siapa saja yang ingin bergabung.
Sementara itu saati ini, Institusi Polri terus melakukan pencarian anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur(MIT) yang masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO.
Kelompok teroris pimpinan Ali Kalora itu diduga sebagai pelaku pembunuhan sadis terhadap satu keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan ada 11 anggota MIT yang hingga kekinian masih diburu oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Satu di antaranya, yakni Ali Kalora.
"Sisa 11 orang DPO yang masih dikejar," kata Awi kepada wartawan, Rabu (2/12/2020).
- Ali Ahmad alias Ali Kalora.
- Qatar alias Farel alias Anas.
- Askar alias Haid alias Pak Guru.
- Abu Alim alias Ambon.
- Nae alias Galuh alias Mukhlas.
- Khairul alias Irul alias Aslan.
- Jaka Ramadhan alias Krima alias Rama.
- Akun alias Adam alias Musab alias Alvin Ashori.
- Rukli.
- Suhardin alias Hasan Pranata.
- Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Berita Terkait
-
Hasil Real Count Pilkada 2024 Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Siapa Unggul?
-
7 Cuitan Menohok usai Pilkada Jateng 2024: Parah- Tolong Selamatkan
-
Luthfi-Taj Yasin Unggul Hitung Cepat, PWNU Jateng Berharap Janji Ditepati
-
Kemenangan Ahmad Luthfi di Depan Mata, Netizen Kasihani Warga Jateng: Semoga Selamat
-
Keluarga Siswa SMK Semarang Tewas Ditembak Resmi Lapor Polisi Atas Dugaan Pembunuhan dan Penganiayaan
Tag
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
Terkini
-
Waspada! Semarang Berpotensi Hadapi Hujan Lebat dan Angin Kencang Selama Sepekan ke Depan
-
Akademisi UIN Walisongo Soroti Praktik Politik Uang dan Lemahnya Peran Bawaslu di Pilkada 2024
-
Misteri Tewasnya Siswa SMK di Semarang: Polisi Bongkar Makam untuk Ungkap Fakta!
-
Hasil Sementara Pilkada Kendal: Tika-Benny Unggul Signifikan, Ajak Rival Bersatu
-
UMKM Singorojo Bergeliat! Telkomsel Perluas Jaringan Internet di Daerah Terpencil