SuaraJawaTengah.id - Program Jateng di Rumah Saja yang digencarkan pemerintah provinsi (pemprov) setempat, tidak berlaku pada Mudasir. Penarik becak berusia 57 tahun di Kabupaten Banjarnegara terpaksa bertahan hidup di pinggir jalan, tepatnya di atas becak kayuhannya, lantaran sudah tidak memiliki rumah.
Lima tahun sudah pria paruh baya ini melewati malam-malam yang dingin dengan tidur di atas kursi penumpang becak yang berjarak selemparan batu dengan Pendapa Dipayudha, Kompleks Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
Ditemui Hestek.id-jaringan Suara.com pada Jumat (5/2/2021), Mudasir bercerita pernah memiliki sepetak rumah di RT 001/RW 003, Dusun Krenan, Kelurahan Semarang Kidul, Banjarnegara.
Nestapa yang dialaminya saat ini dimulai pada tahun 2015 silam. Saat itu kerabatnya yang kolaps datang mengharap kemurahan hatinya.
Baca Juga: Wisata Tawangmangu Tetap Buka Saat Jateng di Rumah Saja, Ini yang Terjadi
Didorong rasa iba, Mudasir pun ikhlas membantu kerabatnya dengan menjaminkan satu-satunya harta kekayaannya, berupa sertifikat rumah yang menjadi agunan untuk pinjaman bank.
“Sertifikatnya buat atas nama bank, tapi yang pinjam kabur,” katanya.
Lantaran bingung karena terus diteror debt collector, Mudasir akhirnya menjual satu-satunya tempatnya bernaung.
Kini di usianya yang makin senja, Mudasir menghabiskan sisa hidupnya menggelandang sebatang kara tanpa anak dan istri yang menemani.
“Istri saya sudah lama meninggal, satu anak diangkat sama kakak. Lima ikut mertua di Jakarta,” ujarnya.
Baca Juga: Terapkan Jateng di Rumah Saja, Bupati Banyumas: Hormati Imbauan Gubernur
Melewati malam-malam di Banjarnegara yang berhawa sejuk menjadi tantangan yang dihadapi Mudasir. Di kala kemarau, tubuhnya yang renta sudah tak kuat lagi mengusir hawa dingin. Lantaran hanya berbekal sehelai kain sarung yang tipis.
Kala musim penghujan, sesekali air hujan menembus dari sela-sela plastik tempatnya bernaung. Tidur dengan tubuh yang basah dan menggiggil menjadi hal lumrah yang dijalaninya sejak lima tahun terakhir.
“Bukan saya menentang pemerintah, ini maaf loh ya. Tapi, saya memang tidak punya rumah, saya tinggalnya di becak,” katanya.
Mirisnya, Mudasir kini hanya bisa bertahan hidup dari mengayuh becak yang cuma cukup untuk makan saja. Penderitaannya makin bertambah, lantaran sejak Pandemi Covid-19, penumpang becaknya makin sepi.
Untuk bertahan hidup, Mudasir terpaksa juga menjadi pemulung untuk sekedar membeli sebungkus nasi.
“Kadang bisa sampai Rp 50.000, tapi rata-rata hasil memulung hanya berkisar Rp 15.000. Kalau lagi tidak punya uang terpaksa ngutang ke warung langganan,” katanya.
Berita Terkait
-
Mudik Gratis Banjarnegara, Hanya Orang Dengan Syarat Ini yang Bisa Mendaftar
-
Penyambutan Jokowi Saat Kunjungan ke Bank Sampah di Banjarnegara Tuai Pro Kontra
-
Dikawal 191 Polisi Saat Kunjungan ke Banjarnegara, Publik Pertanyakan Anggaran Jokowi: Duit Rakyat?
-
Kenali Penyebab Serangan Jantung, IDI Banjarnegara Berikan Informasi Pengobatan
-
800 Homestay dan Penginapan di Dieng Sambut Jazz Atas Awan 2024
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Tanpa Anggaran Daerah, Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang Ditanggung APBN
-
BRI Semarang dan PSMTI Jateng Gelar Aksi Donor Darah
-
Waspadai Leptospirosis di Musim Hujan: Gejala dan Tips Pencegahan
-
SDN Klepu 03 Cetak Sejarah, Pertahankan Gelar Juara di MilkLife Soccer Challenge Semarang 2025
-
PSIS vs PSM: Mahesa Jenar Siap Bangkit di Jatidiri, Akhiri Tren Negatif!