Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 08 September 2021 | 08:05 WIB
Ilustrasi pemukulan. Polisi belum bisa menyimpulkan mahasiswa PIP yang meninggal usai dipukul seniornya, mereka masih menunggu persetujuan autopsi dari pihak keluarga. (Suaraindonesia)

SuaraJawaTengah.id - Kasus kekerasan atau pemukulan yang mengakibatkan meninggalnya mahasiswa Politeknik Ilmu Pelayaran atau PIP Semarang masih diselidiki pihak kepolisian. 

Aparat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang mengaku belum menyimpulkan penyebab kematian taruna atau mahasiswa PIP Semarang yang dianiaya seniornya.

Hal ini dikarenakan polisi belum bisa melakukan autopsi terhadap korban karena pihak keluarga belum memberikan persetujuan.

Menyadur dari Semarangpos.com, taruna PIP Semarang yang meninggal dunia itu bernama Zidan Muhammad Faza, 21, warga Panggang, Kabupaten Jepara.

Baca Juga: Kota Semarang Terancam Tenggelam, Ini Penyebab Terjadinya Banjir Rob Setiap Musim Kemarau

Ia meninggal dunia setelah dipukul seniornya, Caesar Richardo Bintang Samudra Tampubolon, 22, warga Jebres, Kota Solo.

Peristiwa penganiayaan itu terjadi Senin (6/9/2021) sekitar pukul 23.00 WIB. Insiden itu dipicu kecelakaan antara pelaku dengan korban di Jalan Tegalsari Barat Raya, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.

Kecelakaan terjadi saat sepeda motor yang ditunggangi korban bersama rekannya berserempetan dengan sepeda motor yang dikendarai pelaku.

Pelaku yang emosi kemudian menegur korban sambil melakukan pemukulan di bagian perut. Setelah menerima pukulan, korban pun langsung tak sadarkan diri.

Mengetahui kondisi korban, pelaku dan rekan korban langsung membawa korban ke RSU Roemani.

Baca Juga: Kota Semarang Batal Berstatus PPKM Level 1, Ini Alasannya

Sayangnya, korban tak tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Kesulitan

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan, mengaku saat ini pihaknya sudah mengamankan korban. Meski demikian, mengaku kesulitan untuk menyimpulkan kematian korban karena belum mendapat hasil autopsi.

“Sejauh ini, dugaan kami [penyebab kematian korban] akibat pemukulan itu. Tapi itu semua harus dibuktikan dengan autopsi. Tapi sampai saat ini masih menjadi kendala, karena autopsi belum bisa dilakukan,” ujar Donny saat dijumpai wartawan di Mapolrestabes Semarang, Selasa (7/9/2021).

Donny mengaku berdasarkan laporan sementara atau hasil visum, di tubuh korban memang ditemukan bekas luka berupa memar.

Dari hasil penyelidikan, juga diketahui jika korban mendapat pemukulan sekali dari pelaku.

“Laporannya pemukulan sekali, tapi di hulu hati,” tegas Donny.

Load More