Menurutnya, pendidikan formal saat ini lebih beertumpu pada dunia industri dan kerja yang menurutnya kesalahan awal di dunia pendidikan.
"Seharusnya tujuannya ke konteks kehidupan di lingkungan sekitar sehingga dia berfikir mengelola lingkungannya sendiri," ujarnya.
Belajar Toleransi
Selain itu, Pak Udin juga mengembangkan pendidikan dasar berbasis toleransi yang diajarkan di KBGT. Setiap siswa diwajibkan untuk saling menghargai dan memaafkan.
"Asusmsinya, siapapun yang disamping anda punya potensi untuk berkolaborasi kalau semakin beragam malah semakin bagus," imbuhnya.
Jika ada 10 teman yang bermacam-macam kecerdasaanya, lanjutnya, itu mesti bahagia karena punya peluang yang sangat besar kolaborasi untuk saling mengisi.
"Itu dasar-dasar toleransi sehingga ketemu hal yang berbeda termasuk keyakinan justru akan semakin menguatkan untuk tujuan masyarakat yang adil dan makmur, itu prinsip toleransi sudah kita terapkan di lingkup sekolah," imbuhnya.
Hidup dari Pertanian
Selain mengajarkan toleransi di dunia pendidikan, Qaryah Thayyibah juga mengimplementasikan toleransi pada bidang yang lain, salah satunya adalah persoalan pertanian.
Baca Juga: Detik-detik Ketua MUI Kecelakaan di Tol Semarang, Sopir Truk yang Terlibat Tabrakan Kabur
"Ada satu kelompok tani di getasan peternak babi karena mendapatkan perlakuan kurang adil dari penguasa dan masyarakat akhirnya kami bela," kata pria yang pernah mendapatkan penghargaan Maarif Award di bidang toleransi 2012 yang lalu.
Meski membela, dia juga menyarankan agar peternak babi tersebut limbahnya dikelola dan dimanfaatkan sebagai energi terbarukan dan dikelola untuk menjadi pupuk.
"Artinya, ketika dikelola dengan baik, problem itu jadi terselesaikan," ucapnya.
Sejak saat itu, kedua belah pihak yang dirugikan jadi sama-sama senang karena tak lagi mencemari. Menurutnya, hal itulah salah satu sebab yang membuatnya mendapatkan penghargaan Maarif Award di tahun 2012.
"Qaryah Toyyibah sudah lazim terjadi sinergitas kita sudah sering dilakukan termasuk kepada orang yang berbeda keyakinan, bahkan pimpinannya beragama Katolik," paparnya.
Berada di Kota Paling Toleran
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota