Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 21 Mei 2024 | 19:22 WIB
Sekelompok seniman petani Padepokan Andong Jinawi Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang melakukan prosesi seni "Saji Sendang, Sumur Songo" di areal pertanian hortikultura di dusun kawasan Gunung Andong dalam rangkaian perayaan Hari Peradaban Desa 2024, Selasa (21/5/2024). [ANTARA/Hari Atmoko]

SuaraJawaTengah.id - Beragam cara dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya krisis air di saat musim kemarau. Termasuk para seniman yang ada di Megelang ini. 

Peringatan Hari Peradaban Desa dirintis Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang, dijadikan seniman petani salah dusun basis komunitas itu, untuk performa seni dengan pesan tentang mitigasi ketersediaan air untuk kebutuhan sehari-hari saat kemarau.

Sekelompok warga yang juga seniman petani Padepokan Andong Jinawi Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang melakukan prosesi seni "Saji Sendang, Sumur Songo" di areal pertanian hortikultura di dusun kawasan Gunung Andong dipimpin ketua mereka, Supadi Haryanto.

Mereka dengan mengenakan pakaian adat Jawa berjalan dari rumah Ustadz Ihsanudin di perkampungan dusun itu, menuju mata air Curah Kali Pendek dengan iringan tabuhan bende dan bekal prosesi berupa 11 sesaji di atas ancak dan menandu nasi tumpeng dengan berbagai kelengkapannya.

Baca Juga: Pranoto Mongso, Kalender Petani yang Diyakini Masih Relevan Menjawab Perubahan Musim

Supadi memimpin prosesi dengan lantunan sejumlah tembang Jawa, sedangkan Ustadz Ihsanudin memimpin doa-doa secara islami. Mereka kemudian meletakkan ancak berisi sesaji di sembilan "sumur gali" di areal tanaman hortikultura kawasan itu, untuk kemudian menyantap tumpeng bersama-sama di tempat tersebut.

"Secara simbolis prosesi ini mengingatkan kita semua akan pentingnya air. Kalau musim hujan, untuk pertanian dan rumah tangga kami cukup air, tetapi saat kemarau sumur-sumur yang kamu gali ini menjadi andalan, airnya cukup untuk tiga atau empat bulan saat kemarau," ujar Supadi dikutip dari ANTARA pada Selasa (21/5/2024). 

Oleh karena itu, katanya, menjaga sumur-sumur tersebut menjadi kebutuhan penting untuk warga menghadapi musim kemarau, seperti saat ini. Upaya tersebut, antara lain dengan membersihkan lingkungan mata air dan sumur-sumur sedalam 4-5 meter, serta memelihara pepohonan tetap tumbuh di kawasan setempat.

Melalui kegiatan peringatan Hari Peradaban Desa yang dirintis Komunitas Lima Gunung (Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, Menoreh) yang jatuh setiap 21 Mei itu, warga pedepokan melakukan prosesi ritual budaya tersebut, selama pukul 10:00-11:30 WIB.

Komunitas yang dibangun budayawan Magelang Sutanto Mendut lebih sejak lebih dari 20 tahun lalu itu, sejak empat tahun terakhir menggelar peringatan Hari Peradaban Desa. Tahun ini, peringatan tersebut dengan tema "Indonesia Bagian dari Desaku" berlangsung di dusun-dusun basis komunitas dan jejaringnya di beberapa kota dan luar negeri.

Baca Juga: Hujan Masih Terjadi di Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Bentuk kegiatan, antara lain pentas kesenian, prosesi ritual, kenduri, performa seni, sarasehan, pidato kebudayaan, dan pembacaan puisi.

Load More