
SuaraJawaTengah.id - Pakar komunikasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr. Edi Santoso mengingatkan para pasangan calon (paslon) kepala daerah untuk hati-hati dalam bertutur kata pada masa kampanye agar perkataan tersebut tidak digunakan oleh pihak lain untuk menyerang.
"Ini 'kan masa kampanye, kita harapkan masa kampanye itu benar-benar menjadi masa ketika para kandidat menawarkan program-programnya secara jelas agar khalayak atau calon pemilih itu memahami, sehingga ini bisa mendorong partisipasi, bukan mobilisasi," kata Edi dikutip dari ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (23/10/2024).
Dengan demikian, kata dia, para pemilih nantinya benar-benar menggunakan hak pilih secara rasional, misalnya karena program-program yang ditawarkan paslon sesuai aspirasi pemilih.
Akan tetapi yang disayangkan, lanjut dia, pada masa-masa kampanye sering kali muncul kampanye negatif (negative campaign), bahkan kampanye hitam (black campaign).
Ia mengatakan jika membaca pemberitaan media massa, potongan video kampanye calon bupati petahana dalam Pilkada Purbalingga 2024 yang viral di media sosial karena diduga mengancam akan mencoret penerima bantuan sosial dan sebagainya merupakan salah satu contoh kampanye hitam.
"Black campaign itu kampanye dengan cara menegasi lawan, membunuh karakter lawan," katanya Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed itu.
Ia mengatakan pada era digital seperti saat sekarang, ada tren atau model tentang bagaimana membunuh karakter lawan dengan berbagai cara.
Menurut dia, salah satu tren yang muncul berupa disinformasi, yakni dengan memotong sebagian pernyataan lawan untuk disebarluaskan kembali guna membunuh karakter yang bersangkutan.
"Ada pernyataan utuh, kemudian dipotong, di mana potongan itu akan membunuh karakter orang itu," katanya menegaskan.
Baca Juga: Buruh dan Pengusaha di Jawa Tengah Bertemu, Rumuskan Upah Minimum 2025
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk kampanye hitam tidak akan berkontribusi pada peningkatan demokratisasi selain menjadi "bahan bakar" konflik sosial karena akhirnya kampanye tersebut bukan perang program, melainkan permusuhan yang dinyalakan.
Ia mengatakan kampanye hitam tersebut bisa ditelusuri dan ditindak secara tegas karena melakukan disinformasi.
"Kalau negative campaign masih okelah ya, misalnya dengan menyerang atau menampilkan hal-hal buruk tapi faktual. Kalau black campaign sudah enggak faktual, enggak hanya misinformasi tapi sudah disinformasi," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan para paslon sebaiknya lebih berhati-hati dalam bertutur kata saat kampanye agar ketika video pernyataannya dipotong, tidak menimbulkan disinformasi.
Kendati demikian, dia mengakui hal itu kadang tidak terelakan meskipun pidato kampanyenya sudah dengan kehati-hatian.
"Kadang kita enggak kepikiran, misalkan dipotong satu bagian, sehingga konteksnya hilang dan muncul makna yang berbeda," kata Edi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
Terkini
-
Bukan Cuma Beras, Biaya Sekolah 'Hantui' Warga dan Bikin Inflasi Jateng Rekor Tertinggi 2025
-
Baru Bebas 1 Bulan, Remaja Residivis Bacok 3 Pelajar SMK Muhammadiyah Mungkid
-
BRI Purwodadi Salurkan 60 Paket Pendidikan untuk Anak-anak YBMI
-
Jateng Incar Investor! BRI Siap Gelar Karpet Merah Lewat Layanan Perbankan Modern
-
Miris! Siswa SD Negeri di Brebes Terpaksa Belajar di Teras Masjid