SuaraJawaTengah.id - Jawa Tengah memiliki sejumlah masjid kuno yang menjadi saksi perkembangan Islam di Nusantara. Beberapa di antaranya bahkan sudah berdiri sebelum masa Walisongo dan tetap lestari hingga sekarang.
Dengan datangnya bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah, masjid-masjid ini menjadi destinasi wisata religi yang menarik bagi umat Islam yang ingin merasakan nuansa spiritual sambil mengenang jejak dakwah Islam di Jawa.
Berikut adalah tujuh masjid tertua di Jawa Tengah yang memiliki nilai sejarah tinggi.
1. Masjid Sekayu (At-Taqwa), Semarang
Baca Juga: Skandal Bertubi-tubi Polda Jateng: Dari Penembakan Gamma hingga Intimidasi Band Sukatani
Masjid Sekayu di Kota Semarang dibangun pada tahun 1413 oleh Kiai Kamal dari Cirebon. Awalnya, masjid ini disebut Masjid Pekayun dan menjadi pusat aktivitas keagamaan masyarakat setempat. Salah satu perannya yang cukup penting adalah menjadi tempat penyimpanan kayu untuk pembangunan Masjid Agung Demak. Oleh karena itu, terdapat dugaan bahwa material kayu yang digunakan untuk tiang masjid ini berasal dari sumber yang sama dengan Masjid Agung Demak.
Selain arsitekturnya yang sederhana, Masjid Sekayu juga menyimpan jejak sejarah Islam di Semarang. Meski telah mengalami beberapa renovasi, bangunan inti masjid tetap mempertahankan bentuk aslinya. Hingga kini, masjid ini masih aktif digunakan untuk ibadah dan berbagai kegiatan keagamaan, terutama selama bulan Ramadhan, ketika jamaah memadati masjid untuk shalat tarawih dan tadarus Al-Qur'an.
2. Masjid Agung Demak
Sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia, Masjid Agung Demak didirikan pada tahun 1479 dan erat kaitannya dengan penyebaran Islam oleh Walisongo. Masjid ini memiliki ciri khas berupa atap limas bertingkat tiga, yang melambangkan konsep Islam, Iman, dan Ihsan. Salah satu bagian yang paling terkenal dari masjid ini adalah Saka Tatal, yaitu tiang utama yang dibuat dari potongan kayu yang disusun dan dipadatkan.
Masjid ini juga menjadi pusat dakwah Islam di tanah Jawa. Hingga saat ini, Masjid Agung Demak tetap menjadi salah satu destinasi religi yang banyak dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai daerah, terutama saat peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan bulan Ramadhan. Di bulan suci ini, ribuan peziarah datang untuk mengikuti berbagai kegiatan keagamaan, termasuk kajian Islam dan buka puasa bersama.
Baca Juga: 17,9 Juta Pemudik Diprediksi Masuk Jateng pada Lebaran 2025, Pemprov Optimalkan Perbaikan Jalan
3. Masjid Al-Aqsa Menara Kudus
Masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 M di Desa Kauman, Kudus. Keunikan utamanya terletak pada menara yang menyerupai bangunan candi Hindu-Buddha, mencerminkan proses akulturasi budaya pada masa penyebaran Islam di Jawa. Struktur menara ini terbuat dari bata merah tanpa semen, yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Selain arsitektur yang khas, Masjid Al-Aqsa Menara Kudus juga menyimpan banyak peninggalan sejarah, seperti bedug dan mimbar kuno yang masih digunakan dalam pelaksanaan ibadah. Masjid ini menjadi simbol toleransi dan perpaduan budaya dalam dakwah Islam di Nusantara. Selama Ramadhan, masjid ini ramai dikunjungi oleh wisatawan religi yang ingin beribadah dan mengenal lebih jauh sejarah Islam di Kudus.
4. Masjid Mantingan, Jepara
Masjid Mantingan yang terletak di Kecamatan Tahunan, Jepara, dibangun pada tahun 1559 M. Masjid ini memiliki ciri khas berupa ornamen ukiran yang mencerminkan pengaruh budaya Tiongkok dan Islam. Gaya arsitektur ini diduga berasal dari pengaruh para pengrajin Tionghoa yang menetap di Jepara pada masa itu.
Keunikan lainnya adalah adanya batu-batu berukir dengan motif khas yang menghiasi dinding masjid. Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Mantingan juga menjadi pusat dakwah Islam yang berkembang di wilayah pesisir utara Jawa. Saat bulan Ramadhan, masjid ini menjadi lokasi favorit bagi jamaah yang ingin menjalankan ibadah dengan suasana historis dan khusyuk.
5. Masjid Langgardalem, Kudus
Masjid Langgardalem diyakini sebagai masjid tertua di Kudus dan dibangun pada tahun 1480 M oleh Sunan Kudus. Meskipun telah berusia lebih dari lima abad, sekitar 95% bangunan aslinya masih terjaga dengan baik, termasuk empat tiang utama (saka), pintu, serta mustaka atau puncak atap.
Keberadaan Masjid Langgardalem menunjukkan peran besar Sunan Kudus dalam penyebaran Islam di daerah tersebut. Masjid ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan hingga kini tetap menjadi tempat ibadah bagi masyarakat sekitar. Pada bulan Ramadhan, suasana masjid semakin semarak dengan adanya pengajian, shalat malam, serta kegiatan sosial seperti berbagi takjil kepada jamaah.
6. Masjid Saka Tunggal, Banyumas
Terletak di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, Masjid Saka Tunggal berdiri sejak tahun 1522 M. Nama "Saka Tunggal" merujuk pada satu tiang utama yang menjadi penopang masjid ini. Tiang ini dianggap sebagai simbol tauhid atau keesaan Allah, yang merupakan inti dari ajaran Islam.
Selain nilai sejarahnya, Masjid Saka Tunggal juga dikenal dengan tradisi keagamaan yang masih dijaga hingga kini. Masyarakat sekitar sering menggelar acara keislaman di masjid ini, menjadikannya sebagai pusat spiritual bagi umat Islam di daerah Banyumas. Selama bulan Ramadhan, masjid ini menjadi tempat bagi masyarakat untuk beribadah dan mengisi malam dengan tadarus Al-Qur'an serta shalat tarawih berjamaah.
7. Masjid Jami' Kajen, Pati
Masjid Jami' Kajen di Kabupaten Pati berkaitan erat dengan ajaran Syaikh Ahmad Mutamakkin, seorang ulama besar abad ke-17. Masjid ini telah lama menjadi pusat pendidikan Islam, terutama di bidang tasawuf dan fiqih. Banyak santri dari berbagai daerah datang untuk belajar agama di lingkungan masjid ini.
Bangunan masjid masih mempertahankan bentuk klasiknya, dengan ornamen yang mencerminkan gaya arsitektur tradisional Jawa. Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Jami' Kajen juga kerap dijadikan lokasi pengajian dan diskusi keislaman hingga sekarang. Di bulan Ramadhan, masjid ini semakin ramai dengan berbagai kegiatan religi seperti shalat tarawih, kuliah subuh, dan buka puasa bersama.
Ketujuh masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga bukti perkembangan Islam dan akulturasi budaya di Jawa Tengah. Dengan datangnya bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah, masjid-masjid ini menjadi destinasi wisata religi yang menarik bagi umat Islam yang ingin mengisi bulan penuh berkah dengan beribadah di tempat-tempat bersejarah. Perjalanan spiritual ke masjid-masjid tua ini dapat memberikan pengalaman yang mendalam serta meningkatkan kecintaan terhadap sejarah Islam di Indonesia.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
-
Potret Prabowo Ditemani SBY dan Jokowi Pimpin Langsung Upacara Parade Senja di Retreat Kepala Daerah
-
Prabowo ke Para Kepala Daerah di Akmil Magelang: Kita Berasal dari Latar Belakang Berbeda-beda Tapi Satu
-
Ahmad Luthfi: Retret Pererat Kerja Sama Pusat dan Daerah
-
Semarang Punya Catwalk Baru, Fashion Show di Kampung Bustaman
-
Empat Anggota Ditressiber Polda Jateng Diperiksa Propam Buntut Dugaan Intimidasi Band Sukatani
Terpopuler
- Gaji Kapolda Cuma Rp5 Jutaan, Kok Anaknya Bisa Habis Rp1,2 Miliar Sebulan?
- Ngaku Terima Royalti Rp50 Juta per Bulan dari Ari Lasso Tanpa Lewat WAMI, Ahmad Dhani Dicap Tak Sesuai Aturan
- Beli Pentol di Pinggir Jalan, Perilaku Selvi Ananda Dibandingkan Dengan Kades Viral
- Jejak Digital Reza Gladys Plonga-plongo di Acara Feni Rose Viral: Nikita Mirzani Harus Lihat Ini
- Heboh Dugaan Penghapusan Bukti, Oky Pratama dan Reza Gladys Ternyata Lulusan Kampus yang Sama
Pilihan
-
Awali Bulan Maret, Harga Emas Antam Terus Anjlok
-
PHK Massal Sritex, Yamaha, KFC, dan Sanken: Lebih dari 15 Ribu Buruh Terdampak
-
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia selama Bulan Ramadhan 2025
-
Elkan Baggott Tak Bela Timnas Indonesia, Netizen: Males Jadi Cadangan
-
Jadwal Imsakiyah Ramadan 2025 Resmi Kemenag: Seluruh Provinsi, Download di Sini!
Terkini
-
BMKG: Hujan Ringan Diprakirakan Turun di Semarang pada Ramadan Pertama
-
5 Peran Penting Kesultanan Demak dalam Penyebaran Islam di Jawa
-
7 Masjid Tertua di Jawa Tengah yang Penuh Sejarah
-
Puasa Pertama, Ini Jadwal Imsakiyah untuk Semarang dan Sekitarnya
-
PHK Massal Buruh PT Sritex, Begini Respon Ahmad Lutfhi