SuaraJawaTengah.id - Angin segar berhembus dari Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data yang menunjukkan penurunan signifikan angka kemiskinan di provinsi ini. Dalam setahun terakhir, ratusan ribu warga Jateng berhasil terlepas dari jerat kemiskinan, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.
Penurunan ini tidak terjadi begitu saja, melainkan hasil dari serangkaian kebijakan dan kondisi ekonomi yang membaik. Laporan resmi BPS per Maret 2025 menjadi bukti nyata upaya pemerintah dan berbagai pihak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penasaran dengan rinciannya? Berikut adalah 5 fakta kunci di balik turunnya angka kemiskinan di Jawa Tengah yang dirangkum Suara.com.
1. Ratusan Ribu Orang Terentas dari Kemiskinan
BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah (Jateng) per Maret 2025 mengalami penurunan sebesar 0,99 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan persentase ini setara dengan 337,64 ribu orang yang berhasil keluar dari kategori miskin.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, memaparkan data konkretnya. "Jumlah penduduk miskin per Maret 2025 sebanyak 3,37 juta orang atau 9,48 persen," ujarnya. Angka ini menunjukkan perbaikan yang menggembirakan. "Turun dibanding Maret 2024 yang mencapai 3,7 juta orang," tambah Endang.
2. Kesenjangan Kemiskinan Kota dan Desa Masih Terlihat
Meskipun secara keseluruhan menurun, data BPS masih menunjukkan adanya disparitas atau perbedaan angka kemiskinan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Angka kemiskinan di perdesaan tercatat sedikit lebih tinggi dibandingkan di perkotaan.
Menurut data, jumlah penduduk miskin di perdesaan mencapai 9,92 persen, sementara di perkotaan berada di angka 9,10 persen. Jika dirinci, jumlah penduduk miskin di perkotaan turun dari 1,84 juta orang pada Maret 2024 menjadi 1,75 juta orang pada Maret 2025.
Sementara di perdesaan, angkanya turun dari 1,87 juta orang menjadi 1,62 juta orang pada periode yang sama.
3. Garis Kemiskinan Rumah Tangga Ikut Turun
BPS juga merilis data mengenai Garis Kemiskinan (GK), yaitu gambaran nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh sebuah rumah tangga agar tidak dikategorikan miskin. Untuk Jawa Tengah, rata-rata rumah tangga miskin memiliki 4,40 orang anggota.
Dengan komposisi tersebut, garis kemiskinan per rumah tangga miskin rata-rata adalah sebesar Rp2.366.373 per bulan. Menariknya, angka ini juga mengalami penurunan.
"Garis kemiskinan per rumah tangga miskin turun 3,72 persen jika dibanding periode Maret 2024 yang mencapai Rp2.281.505 per bulan," kata Endang. Sebagai catatan, penduduk miskin adalah mereka yang rata-rata pengeluaran per kapita per bulannya berada di bawah garis kemiskinan tersebut.
4. Pertumbuhan Ekonomi Jadi Salah Satu Pendorong Utama
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
BRI Purwodadi Salurkan 1000 Paket Sembako di Grobogan, Sasar Warga Kurang Mampu Desa Pengkol
-
Rafinha Merapat ke PSIS: Strategi Jitu Laskar Mahesa Jenar Perkuat Lini Depan
-
5 Ciri Mobil Bekas yang Sebaiknya Tidak Dibeli Meski Harganya Menggiurkan
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut