"Jadi kalau saya mengurus berkas di tempat umum, saya kasih tulisan. Tetapi ada kejadian tulisan itu dibaca utuh sama petugas pas daftar TNI di Warastratama," ungkap dia terkekeh.
Meski demikian, Hari tidak berpikir akan mengganti nama pemberian orang tua itu. Lelaki yang bekerja sebagai wirausahawan itu mengaku sudah tidak tersinggung dengan tatapan aneh orang-orang saat mendengar namanya.
"Mereka tidak tahu nama ini. Ada bully apa pun belum pernah sekalipun menanggapi negatif atau marah. Apa pun itu doa. Saya tidak perlu menanggapi negatif atau berlebihan," kata dia.
Karier moncer
Baca Juga:Gunungkidul Lagi, Pria Bernama Unik Pintaku Tiada Dusta Simpan Kisah Kocak
Hari memiliki karier yang cukup moncer di bidang olahraga, terutama sepak bola. Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) ASMI di Karanganyar tahun 1998 itu mengenal dunia sepak bola sejak SD.
Hari tergabung dalam klub di Desa Karangpandan. Ia terus menggeluti hobinya hingga seringkali mengikuti turnamen antarkampung pada SMP hingga SMA.
Saat menempuh pendidikan tinggi, Hari ternyata satu almamater dengan para pemain sepak bola nasional, mulai dari penyerang Persija Jakarta Wahyu Teguh hingga Wasis Setiawan Persis Solo.
"Tahun 2010 bersama Rochy Putiray bikin sekolah sepak bola. Lokasi latihan di lapangan Desa Karangpandan. Sekarang sudah tidak jalan," ungkap Hari.
Meski demikian, Hari tetap membuktikan kecintaannya pada dunia sepak bola. Ia mendirikan sekolah sepak bola Jaya Muda di Karangpandan bersama pemain nasional seperti Sukisno, Agung Setyabudi dan masih banyak lagi.
Ia juga menyelenggarakan turnamen Plumbon Cup di Stadion Mini Plumbon, Tawangmangu. Dedikasinya pada dunia sepak bola membuat ia didaulat menjadi Ketua Asosiasi Kabupaten PSSI karanganyar pada periode lalu.
Baca Juga:Tak Kalah Unik dari Dita Leni Ravia, Pria Ini Bernama Cendi Rian
Hari bermimpi kembali mendirikan sekolah sepak bola. Tahun 2021 Hari menargetkan bisa kembali mendirikan sekolah sepakbola.