SuaraJawaTengah.id - Fenomena mud vulcano atau gunung berapi lumpur Kesongo di Kawasan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung Kabupaten Blora tak hanya sekali ini saja menyemburkan lumpur.
Lantaran peristiwa serupa sering terjadi sejak. Berdasarkan keterangan warga Desa Gabusan, Kecamatan Jati yang berada di dekat kawasan itu, fenomena tersebut sudah berulang kali terjadi.
Seperti dikemukakan seorang Warga Gabusan, Suwadi. Dia mengatakan pada tahun 1998 Oro-oro Kesongo, sebutan lain dari mud vulcano, pernah menyemburkan lumpur serupa dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kala itu.
"Dulu di tahun 1998 pernah menyemburkan lumpur, untungnya tidak ada korban jiwa. Kemudian, pada 2019 di bulan puasa pukul 11.30, Oro-oro Kesongo ini juga kembali menyemburkan lumpur. Tapi letusan terjadi di sebelah selatan," jelasnya.
Baca Juga:Mud Vulcano Kesongo Blora Masih Meletup
Namun, semburan lumpur panas bercampur gas yang paling dahsyat terjadi pada Kamis (27/8/2020). Semburan yang membuat geger warga tersebut berketinggian 30 meter dan getarannya terasa hingga sejauh satu kilometer.
"Begitu pula material lumpur yang dikeluarkan nampak lebih banyak ketimbang semburan-semburan sebelumnya. Lumpur meluas dari titik semburan mencapai satu hektare. Kemudian gumpalan lumpur itu memiliki ketebalan kurang lebih dua meter," katanya.
Karena itu supaya tidak ada masyarakat mendekati gumpalan lumpur, area tersebut dipasangi garis pembatas dan peringatan.
Selain itu, pemasangan garis pembatas juga untuk mengantisipasi letusan susulan mud vulcano yang sukar diprediksi.
Warga Gabusan lainnya, Saliyo mengatakan, jika gumpalan hasil letusan mud volcano itu dinaiki orang, pasti akan membuatnya tenggelam.
Baca Juga:Semburan Lumpur Kesongo Disebut Aman, ESDM Jateng: Bisa jadi Tempat Wisata
Lantaran teksturnya berupa lumpur, tapi suhunya sudah tidak panas dan tidak tercium bau gas.
- 1
- 2