SuaraJawaTengah.id - Neiha Salwa Sihab, 11, dua bulan terakhir ini hanya bisa berbaring di kasur lantai. Anak pasangan Sukasno, 42, dan Tulas Agustina ini sejak 2019 didiagonis menderita kanker leher atau kanker kelenjar getah bening.
Neiha yang tercacat sebagai warga Dukuh Kebanyon Kelurahan Kasepuhan Batang ini tinggal bersama keluarganya di rumah dinas sederhana sekitar 6x2,5 meter milik SDN Kasepuhan 01 Batang yang cukup lapuk itu.
Ia pun sudah bolak-balik menjalani rangkaian pengobatan. Mulai dari pengobatan medis maupun pengobatan alternatif. Setelah beberapa kali menjalani kemoterapi, bocah kelas 6 ini sudah kehilangan kekuatan untuk menopang tubuhnya.
Ditambah, rasa pening dan nyeri yang kadang menyerang tubuh mungilnya yang kini hanya berbobot sekitar 18 kilogram. Namun justru benjolan yang muncul semenjak Neiha kelas 2 SD ini semakin membesar.
Baca Juga:Umi Pipik Akui 90% Sehat, Apakah Kanker Kelenjar Getah Bening Bisa Kumat?
Terlebih ketika anak kedua dari empat bersaudara ini menjalani beberapa kali biopsi, untuk mendeteksi keganasan kankernya. Bolak-balik Batang Semarang pun pernah dijalaninya hingga tiga kali lebih dalam sebulan.
Suatu ketika pun, Neiha bahkan mampu menahan rasa sakitnya, hanya mengendarai motor berdua dengan ayahnya saja.
Namun, perjuangan yang telah diupayakan Neiha dan keluarga dalam menjemput kesembuhan belum berakhir. Bahkan setelah menjalani kemoterapi, sel-sel kanker di tubuh Neiha belum bisa sepenuhnya hilang. Neiha masih membutuhkan pengobatan laser atau sinar untuk prosedur pengobatan selanjutnya.
"Dulu didiagnosis kanker namun karena di RSUD Kalisari belum ada dokter dan alat yang memadai maka dirujuk ke RSUD Kraton. Namun karena di sana belum lengkap jadi dirujuk ke RSUP dr Karyadi. Dan setelah kemo beberapa kali juga belum berhasil, makanya harus disinar. Hanya saja berat badannya belum memenuhi syarat sehingga pengobatan selanjutnya belum bisa dilaksanakan," jelas ayah Neiha, Sukasno dilansir dari ayobatang.com Kamis (15/10/2020).
Namun hal tersebut tidaklah mudah untuk Neikha yang tubuhnya kini makin menyusut. Pihak keluarga pun masih punya PR untuk mengembalikan berat ideal Neiha.
Baca Juga:Mengenal Tumor Kelenjar Getah Bening yang Dialami Umi Pipik, dan Obatnya
Sayangnya hal tersebut bukan perkara mudah. Terlebih Neiha masih sering muntah lantaran efek kemoterapi yang dideritanya. Sehingga asupan makanan pun acap kali tidak mampu masuk ke perut Neiha.
"Kemarin-kemarin susah makannya, Alhamdulillah ada yang membantu memberikan obat herbal. Berangsur kondisi Neiha ada kemajuan. Auranya sudah ceria kembali, dan kini nafsu makannya perlahan mulai kembali. Dan mulai ada peningkatan berat badan. Hanya saja memang untuk perawatan dan pengobatan ini butuh dana yang cukup banyak," jelas Sukasno yang berprofesi sebagai driver ojek online ini.
Dengan penghasilannya yang tidak menentu, membuat Sukasno sadar belum bisa mengupayakan yang terbaik bagi anaknya. Pasalnya dalam seminggu ia terkadang hanya bisa menghasilkan sekitar Rp200 Ribu.
Sementara istrinya, Tulas hanya bisa mengurus rumah dan juga bayi mereka, serta merawat Neiha yang masih sakit. Sedangkan untuk pengobatan herbalnya, sebulan bisa menghabiskan sekitar Rp1-2 Juta.
"Kemarin kami juga dapat informasi dari donatur, kalau ada dokter di Tuban yang bisa membantu pengobatan Neiha. Alhamdulillah, untuk pengobatan pertama nanti mau digratiskan biayanya. Hanya saja untuk ke Tuban, butuh modal transportasi yang cukup banyak. Sehingga kami juga bingung, karena untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami terkadang kekurangan," jelasnya.
Selama ini pihaknya memang sudah dibantu pembinaan pengobatan media dengan program BPJS Kesehatan. Meski begitu untuk operasional dan perawatan di rumah, pihaknya masih membutuhkan tambahan biaya.
Oleh karenanya pihak keluarga berharap pihak terkait bisa membantu Neiha berjuang mengobati penyakitnya. Terlebih Neiha pun kini semakin termotivasi untuk sembuh dan segera ingin bermain dengan teman-temannya.
"Atas kebaikan pihak kelurahan dan sekolah kami diberikan izin untuk menghuni rumah dinas ini karena kami belum memiliki tempat tinggal. Meski sederhana tetapi sangat bermanfaat untuk tempat berteduh kami, dan untuk merawat Neiha. Semangat Neiha untuk berobat sangat luar biasa. Alhamdulillah hingga kini Neiha masih diberikan kekuatan, dan semoga segera diberikan kesembuhan," ujarnya.
Sementara Guru SDN 1 Kesepuhan, Murtadho Makmur mengatakan, Keluarga Naeha Salwa Sihab tinggal di rumah dinas SDN Kesepuhan 1 atas usulan dari Kepala Kelurahan.
"Sebelumnya Pak Lurah menghubungi pihak sekolahan untuk minta izin rumah dinas yang terpakai supaya digunakan sementara oleh keluarga Naeha Salwa Sihab," katanya.
Pihak sekolah pun mengupayakan agar tidak bermasalah dengan guru- guru yang berhak menempati. Kepala Sekolah meminta surat izin kepada Dinas Pendidikan.
"Pertimbangan kita mengizinkan karena kamanusiaan. Pasalnya rumah sebelumnya bukan hak milik dan masukan dari Pak lurah untuk menempati rumah dinas guru," jelasnya.
Sementara Bupati Batang Wihaji saat dihubungi melalui teleponya menyatakan siap membantu operasional pengobatannya dan akan menjenguk melihat kondisinya.
"Pemkab siap membantu operasional pengobatannya, dinkes juga kami perintahkan untuk terus memantau perkembangan Naeha Salwa Sihab," ungkap Wihaji.