Awas! Kelompok Teroris JI Masih Ada, Rekrutmen Dibiayai 6.000 Anggota Aktif

Dari tempat pelatihan yang ditemukan sudah menghasilkan tujuh angkatan yang terdiri dari 96 orang, sebanyak 66 orang berangkat ke Suriah untuk menjadi kombatan

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 29 Desember 2020 | 12:34 WIB
Awas! Kelompok Teroris JI Masih Ada, Rekrutmen Dibiayai 6.000 Anggota Aktif
Ilustrasi terorisme. [Shutterstock]

Meski begitu, peneliti Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengatakan pemerintah harus terus waspada dengan JI, yang disebutnya memiliki visi jangka panjang untuk mendirikan sebuah negara Islam.

Kelompok itu, kata Sidney, juga berupaya merekrut anggota-anggota yang terampil dengan sistem yang strategis, yang berbeda dengan sistem ISIS.

"Perekrutan JI jauh lebih rumit dan strategis dari pada ISIS. ISIS bisa hanya 'ambil' orang dari jalan atau dari grup internet tanpa tahu latar belakangnya bagaimana, pengetahuannya apa."

"Kalau JI menjamin siapa saja yang jadi anggota harus pengetahuan (agamanya) tinggi dan mendalam," ujar Sidney.

Baca Juga:Mabes Polri: Ada 12 Lokasi Jateng Tempat Latihan Militer Teroris JI

Proses seleksi anggota di ponpes, kata Sidney, bahkan bisa melewati empat hingga lima tahap.

Alhasil, kata Sidney, anggota JI pun lebih terampil dan berpengetahuan dibandingkan dengan anggota ISIS.

Polisi mengatakan, gerakan JI itu dibiayai oleh 6.000 anggota yang aktif.

Merujuk data itu, Sidney mencatat peningkatan jumlah simpatisan JI, yang pada puncak kejayaannya di tahun 2001 berjumlah sekitar 2.000 hingga 2.500 orang.

Sidney meminta pemerintah berwaspada dengan kelompok JI, tanpa mengesampingkan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.

Baca Juga:Vila Tempat Teroris Berlatih Menembah di Semarang Ternyata Angker

"Saya kira perlu waspada terhadap JI, tentu saja, karena mereka tetap ingin gulingkan pemerintah Indonesia dan ganti dengan satu negara Islam. Kemungkinan besar kelompok sempalan generasi baru bisa muncul lagi.

"Tidak berarti pemimpin JI akan mengganti strateginya dalam waktu dekat... yang lebih jadi pertanyaan, apa kelompok generasi muda akan bersabar menunggu bertahun-tahun lagi, padahal mereka sekarang ini punya keterampilan baru dan mereka pasti ingin menerapkan," kata Sidney.

Sementara itu, terkait jumlah anggota kelompok yang berafiliasi pada ISIS, Sidney mengatakan dia tidak mempunyai datanya karena organisasi itu tak terstruktur seperti JI.

Bagaimana pengawasan di ponpes?

Terkait dengan perekrutan anggota JI dari ponpes, sebagaimana diungkap polisi, Direktur Jenderal Pendidikan Islam kementerian agama, Ali Ramdhani mengatakan pengawasan dilakukan walaupun secara informal.

"Prinsipnya bahwa pesantren itu diawasi semua pihak, tapi mekanismenya tidak formal. Kalau pesantren, saya mohon namanya, pesantren apa itu? Karena sejauh yang saya tahu pesantren itu aman."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak