Bahaya! 72 Titik Tanggul Sungai di Brebes Rawan Jebol

Jika 72 titik itu tidak diantisipasi, akan berakibat banjir

Budi Arista Romadhoni
Senin, 18 Januari 2021 | 18:31 WIB
Bahaya! 72 Titik Tanggul Sungai di Brebes Rawan Jebol
Ilustrasi banjir. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 72 titik tanggul sungai di wilayah Kabupaten Brebes kondisinya kritis atau rawan jebol. Hal ini bisa mengakibatkan banjir jika debit air sungai meningkat.

‎Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS Cimancis) Abdul Ghoni Majdi mengatakan, jumlah tanggul sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah BBWS Cimancis yang kondisinya kritis sekitar 130 titik.

"‎Dari jumlah itu sebanyak 72 di antaranya berada di wilayah Kabupaten Brebes," kata Abdul, Senin (18/1/2021).

‎Ke 72 titik tanggul yang rawan jebol tersebut, kata Abdul, terdiri dari 11 titik di DAS Cisanggarung, 19 titik di DAS Kabuyutan, 11 titik di DAS Tanjung, 20 titik di DAS Babakan, dan 11 titik di DAS Kluwut.

Baca Juga:BPBD Purbalingga Imbau Warga Waspadai Bencana Hidrometeorologi

‎Abul menjelaskan, kategori kritis itu artinya kondisi tanggul rusak, retak, tergerus, ketinggian atau ketebalan tanggul berkurang akibat sendimentasi sungai sehingga rawan menyebabkan banjir jika debit air sungai meningkat.

"Yang masuk kategori kritis ini rawan limpas kalau curah hujan tinggi‎ dan debit air meningkat sehingga perlu perhatian dan penanganan mendesak," ujarnya.

‎Menurut Abdul, faktor kerusakan tersebut antara lain disebabkan usai tanggul dan cuaca. "Dengan cuaca eksterm seperti ini kemungkinan titik kerusakannya akan bertambah. Tapi harapan kami tidak ada," ujarnya.

Abdul mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya untuk menanggulangi tanggul-tanggul yang kritis, di antaranya dengan membuat tanggul darurat menggunakan karung berisi air, memperbaiki tembok penahan tebing, dan normalisasi sungai.

"Kalau penanganan titik kritis itu sifanya hanya pemadam aja, untuk sementara. Kami lihat lokasi kritisnya, kami bikin skala prioritas, yang paling urgent kami tangani dulu. Soalnya ada keterbatasan dana operasi dan pemeliharaan," ujarnya.

Baca Juga:Bikin Mewek! Nenek Korban Banjir Kalsel Dievakuasi Pakai Batang Pohon

Menurut Abdul, penanganan yang permanen‎ dan tuntas harus dilakukan mulai dari hulu ke hilir. Hal ini memerlukan kajian mendalam untuk mengetahui langkah penanganan yang tepat.

‎"Kalau permanen konsepnya komprehensif. Ada studi dulu, desain. Tidak sebatas di sistem sungai kaya normalisasi, tapi nanti bisa bikin cek dam untuk mengendalian sedimen, bikin kolam retensi untuk parkir air sebelum masuk ke sungai," jelasnya.

Sementara itu, salah satu titik tanggul yang rawan jebol yakni berada di sepanjang Sungai Cisanggarung, Desa Pekauman, Kecamatan Losari.

‎Warga setempat bersama pemkab, TNI, Polri dn realawan berinisiatif membuat tanggul darurat dari karung yang diisi tanah untuk mencegah tanggul jebol dan banjir seperti terjadi pada 2018 lalu.

Kepala Desa Pekauman Warno mengatakan, kondisi tanggul kritis di sejumlah titik karena tergerus arus sungai.

"Sebelumnya lebar tanggul masih dua meter, sekarang tinggal satu meter sehingga rawan jebol kalau debit air naik,"‎ kata Warno.

Kontributor : F Firdaus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak