SuaraJawaTengah.id - Video detik-detik banjir menerjang kawasan pemukiman di Panembangan, Cilongok, Banyumas viral di sosial media.
Air banjir mengalir dengan deras di kawasan pemukiman hingga menenggelamkan rumah dan kendaraan warga.
Dalam video yang dibagikan akun Instagram @peristiwa_sekitar_kita, banjir melanda Panembangan Cilongok, Banyumas pada Rabu (27/1/2021).
Dalam video berdurasi 1 menit 14 detik tersebut memperlihatkan derasnya aliran sungai yang meluap akibat banjir.
Baca Juga:Bukan Banjir, Kota Presiden Jokowi Justru Dikepung Masalah Genangan Air
Sejumlah mobil pun dikabarkan tenggelam oleh tingginya air banjir tersebut.
Bukan hanya di Panembangan Cilongok, banjir juga melanda kawasan Ajibarang pada hari yang sama.
Hingga berita ini dipublikasikan, SuaraJawaTengah.id masih mencoba menggali lagi jumlah korban dan kerugian atas bencana tersebut.
Sementara itu, warganet ramai-ramai memanjatkan doa agar warga di sekitar lokasi banjir diberi keselamatan.
"Semoga tidak ada korban jiwa," tulis @dwikaka02021.
Baca Juga:Aksi 'Power Rangers' Sambangi Korban Banjir, Bag-bagi Mukena dan Sajadah
"Hutan benahin, tanamin kembali," saran @jackmas8.
"Bencana silih berganti," imbuh @al_aidid85.
Banjir di Pekalongan
Sebelumnya, banjir juga merendam wilayah Clumprit, Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Ribuan warga terdampak banjir yang sudah terjadi hampir dua bulan itu.
Selain masuk ke rumah-rumah warga, banjir dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 sentimeter itu juga menggenangi akses jalan dan tempat pemakaman umum.
Kondisi air yang menggenang berwarna hijau sehingga tampak seperti hamparan lapangan sepakbola.
Lurah Degayu, Ma'asobirin mengatakan, terdapat 1.549 warga di dua RW yang terdampak banjir.
"Yang banjir hanya di RW 7 dan 8. Kalau RW lainnya tidak. Sampai hari ini masih banjir, tapi tidak ada warga yang mengungsi," katanya kepada Suara.com, Sabtu (23/1/2021).
Menurut Ma'asobirin, banjir di wilayah tersebut sudah terjadi sejak Desember 2020. Genangan air hanya beberapa saat saja surut.
"Surut sebentar nanti datang air rob, banjir lagi. Berapa hari surut lagi tapi tetap ada genangan, nanti tambah lagi kalau hujan," ungkapnya.
Ma'asobirin mengatakan, selain curah hujan tinggi, penyebab banjir adalah rob serta limpasan air dari Kali Banger dan Kali Gabus yang berada di perbatasan Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang.
"Misalkan tidak turun hujan pun tetap ada genangan air karena rob. Apalagi ditambah hujan. Airnya tidak bisa mengalir ke mana-mana sehingga banjirnya awet," ujarnya.
Terkait kondisi air yang berwarna hijau, Ma'asobirin mengatakan hal itu terjadi karena air yang menggenang bercampur dengan lumut.
"Warna hijau itu lumut karena di situ ada rawa-rawa juga. Memang banyak banjirnya yang berwarna hijau, di permukiman dan di jalan," ucapnya.