Cerita Lain Temuan Batu Yoni di Magelang, Dipakai Sembuhkan Anak Sakit

Temuan batu yoni terletak di pekarangan belakang rumah warga yang berada di Dusun Culengan, Desa Gondang, Kecamatan Mugkid, Kabupaten Magelang

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 17 Maret 2021 | 15:44 WIB
Cerita Lain Temuan Batu Yoni di Magelang, Dipakai Sembuhkan Anak Sakit
Temuan Batu Yoni di Dusun Culengan, Desa Gondang, Mungkid, Magelang, Rabu (17/3/2021). [suara.com/ Angga Haksoro Ardhi]

SuaraJawaTengah.id - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah menggali temuan batu yoni di Dusun Culengan, Desa Gondang, Kecamatan Mugkid, Kabupaten Magelang.  

Ukuran batu yoni termasuk besar dengan ukuran alas 1,46 meter dan tinggi 1,30 meter. Pada cerat atau saluran air, terdapat relief nandi atau sapi berdiri yang jarang ditemukan pada batu yoni lainnya.   

Temuan batu yoni terletak di pekarangan belakang rumah pasangan Wahyanto (83 tahun) dan Cecelia Suprijati (71 tahun), warga Dusun Culengan. Yoni terkubur pada kedalam 1,5 meter.

Menurut Suprijati, batu yoni kali pertama ditemukan sekitar tahun 1950an. Saat itu suaminya Wahyanto baru duduk di sekolah menengah pertama.    

Baca Juga:Angin Kencang Terjadi di Kabupaten Magelang, 35 Rumah Porak-Poranda

“Tahunnya saya belum tahu. Saya disini kan ikut suami. Suami saya bilang saat ditemukan masih sekolah. Mungkin sekitar usia SMP. Dia sekarang usianya 83 tahun,” kata Suprijati saat ditemui di rumahnya di Dusun Culengan, Rabu (17/3/2021).

Batu yoni ditemukan secara tidak sengaja oleh warga yang sedang membajak sawah. Mata bajak membentur batu yang setelah digali ternyata berupa struktur yoni dan lingga.

“Yang bajak tidak berani, kemudian (struktur yoni) hanya dibatasi tanggul. Ya sudah pokoknya daerah sekitar batu itu tidak boleh ditanami. Saat ditemukan pertama kali daerah sekitarnya masih sawah,” ujar Suprijati.

Sekitar tahun 1983, Dinas Purbakala menggali lokasi dimana yoni pernah ditemukan. Setelah berhasil membuka sebagian besar struktur yoni, Dinas Purbakala tidak menemukan relief yang diinginkan sehingga penggalian dihentikan.

Suprijati kemudian meminta warga kembali menutup lokasi galian. Seluruh bagian yoni dikubur kecuali lingga yang diambil warga untuk digunakan menjadi wadah air.  

Baca Juga:Wow! Ada Masjid Kabah di Kota Magelang, Bisa untuk Belajar Manasik Haji

Ada cerita unik seputar lingga yang memiliki cekungan serupa tutup yoni tersebut. Menurut Suprijati, warga kerap mengambil air dari wadah air itu untuk mengobati anak yang sakit.

“Dijadikan gentong, diambil airnya kalau ada anak yang sakit. Diambil airnya untuk diminum. Saya pikir ini makam kok malah dijadikan gentong. Tapi siapa tahu karena dia percaya jadi sembuh,” kata Suprijati. 

Hingga sekitar sebulan lalu, BPCB Jateng meminta izin kembali membongkar lokasi yoni. “Selang satu bulan lebih, (BPCB) izin ke saya kalau digali bagaimana? Ya silakan saya juga tahu kalau itu urusannya Dinas Purbakala.”

Kepala Sub Kelompok Pengamanan, BPCB Jawa Tengah, Harun Al Rosyid mengatakan, yoni di Dusun Culengan termasuk unik. Pada ceratnya terdapat hiasan nandi. 

Menurut Harun di wilayah Jawa Tengah baru kali ini ditemukan yoni dengan hiasan nandi pada ceratnya. BPCB Jateng akan melakukan kajian termasuk rencana penyelamatan atau pengamanan struktur yoni.

Berdasarkan pengukuran BPCB, alas yoni berukuran 146 x 146 cm. Tingginya mencapai 130 cm dengan luas sisi atas 127 x 127 cm.

Diameter lubang lingga yang berbentuk oval adalah 45 dan 39 centimeter. Menurut Harun, ukuran yoni di Dusun Culengan termasuk besar jika dibandingkan dengan temua lainnya di wilayah Magelang dan Jawa Tengah. 

BPCB Jawa Tengah memperkirakan yoni dibuat pada periode tahun yang sama dengan temuan yoni dan lingga lainnya di Magelang yaitu abad ke-8 hingga abad ke-10.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini