SuaraJawaTengah.id - Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah, menjadi Desa Digital pertama se Indonesia. Padahal sebelumnya, Desa Jalatunda sebelumnya merupakan desa tertinggal dalam berbagai aspek.
Bahkan, ketika mengetik nama "Desa Jalatunda" pada mesin pencari di internet, tampilan berita dan foto tentang krisis akan langsung tampak memenuhi layar.
Untuk perkara kebutuhan air saja, Desa Jalatunda kerap mengalami krisis saat musim kemarau, apalagi untuk kebutuhan internet.
Letak Desa Jalatunda berada di selatan kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Jarak terdekat dari desa Jalatunda ke Kabupaten adalah 25 km.
Baca Juga:Pamit Lihat Kuda Lumping, Gadis di Banjarnegara Hilang 3 Hari, Pulang Kelihatan Pucat dan Lemas
Kepala Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja Satam mengatakan mengatakan kondisi internet yang ada di Desa Jalatunda saat ini sangat memprihatinkan.
“Seperti Pemerintahan Desa Jalatunda, setiap hari mengalami blank, tidak bisa bekerja,” kata dia saat launching Desa Digital Jalatunda, Senin (17/1).
Pada era digital saat ini, layanan kepada masyarakat sangat membutuhkan koneksi internet. “Misal mencetak Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta Kematian sangat susah sekali karena jaringan internet yang blank.
Mudah-mudahan dengan adanya program desa digital dapat menjawab persoalan yang ada,” ungkapnya.
Program desa digital tersebut melibatkan delapan desa di Kecamatan Mandiraja dan dua desa si Kecamatan Purwanegara. Dalam era digital saat ini, Menurut dia, Internet juga sangat dibutuhkan oleh para siswa untuk belajar online.
Selama ini, para siswa harus berjuang menaiki bukit atau masuk ke sawah yang cukup jauh untuk mencari sinyal.
Baca Juga:Diduga Dibunuh! Bocah di Banjarnegara ini Ditemukan Tewas Mengenaskan di Hutan
“Untuk belajar online, anak-anak mencari sinyal di gunung, di kebun, di sawah, di ladang agar bisa mengikuti pelajaran secara online,” papar dia.
Dikatakan, dahulu Jalatunda merupakan desa tertinggal. Namun dengan mudahnya akses internet, kini Desa Jalatunda menjadi pioner Desa Digital.
“Dari segala-galanya tertinggal. Alhamdulillah sejak saya menjabat kepala desa sejak 2007 sampai sekarang, ada perkembangan-perkembangan yang bisa dinikmati masyarakat,” terang dia.
Direktur Utama PT Wira Bakti Nagari H. Idrus Lasimpala mengatakan dalam pembangunan jaringan internet ini, pihaknya berinvestasi di desa-desa.
“Jadi kami bangun, desa tidak langsung bayar ke kami. Kami bangun dulu sampai beroperasi 100 persen, maintenancenya kami jalankan. Pembayarannya dari hasil penjualan kuota, penjualan paket data ke masyarakat atau provider lain,” jelas dia.
Pihaknya tidak mau mengatakan teknologi lain tidak bagus. “Kalau soal teknologi, saya tidak mau bilang teknologi saya yang paling hebat,” ungkap dia. Namun nanti bukti yang akan berbicara.
“Kami sudah berani membangun dengan biaya kami sendiri agar tidak ada blank sinyal. Mungkin sistem kami dan radio kami yang pertama di Indonesia,” terangnya. Dengan keunggulan teknologi yang ada, dia optimis dana yang diinvestasikan akan segera balik modal.
Kontributor : Citra Ningsih