Mencari Benang Kusut Perbudakan ABK di Jateng dan Pengaruh Pandemi Covid-19

Menjadi ABK, memaksa seseorang harus hidup di tengah lautan, tak melihat kondisi cuaca dan tingginya ombak, kebutuhan keluarga harus terpenuhi

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 21 Januari 2022 | 10:26 WIB
Mencari Benang Kusut Perbudakan ABK di Jateng dan Pengaruh Pandemi Covid-19
Ketika SBMI dan Greenpeace melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Jateng. [suara.com/Dafi Yusuf]

"Jadi kalau ABK itu gajinya dibagi dua, ada yang dikasih di kapal dan ada  juga yang dikasih atau ditransfer kepada keluarga," jelasnya.

Selain tergiur dengan janji manis soal gaji, para korban terpaksa menjadi ABK di kapal asing karena desakan ekonomi selama pandemi.

Banyak yang beranggapan mencari pekerjaan saat pandemi cukup sulit. Dengan tawaran menjadi ABK dengan iming-iming gaji yang cukup besar membuat banyak warga yang tertarik menjadi ABK di kapal asing.

"Kebanyakan karena desakan ekonomi saat pandemi, sebagian besar korban tak mempunyai pengetahuan yang mumpuni soal dunia laut," ucapnya.

Baca Juga:Diduga Jatuh ke Perairan Merak saat Mancing, ABK KMP Suki 2 Masih dalam Pencarian

Selain itu, para ABK yang bekerja di kapal tersebut tak melalui training. Hal itu membuat para ABK kesulitan berkomunikasi dengan kapten kapal karena terkendala bahasa.

"Jadi biasanya mereka pakai bahasa isyarat," paparya.

Berdasarkan data SBMI mayoritas agency yang menyalurkan ABK ke kapal asing ilegal. Kurang lebih hanya ada 10 agency yang sudah terdaftar, itupun tak semuanya  patuh dengan peraturan.

"Kalau yang ilegal itu ada 45 agency di sekitar Tegal, Pemalang dan Pekalongan," ujarnya.

"Kalau dalam peraturannya untuk menjadi tenaga migran  harus diikutkan di jaminan kesehatan sosial, namun kebanyakan malah tak diasuransikan oleh perusahaan," imbuhnya.

Baca Juga:Tuduh Curi HP-nya, ABK Tusuk Empat Rekannya di Muara Baru, Sempat Pesta Miras

Jika dia lihat banyak perusahaan kapal yang tak menerapkan asuransi kecelakaan kepada ABK. Bahkan, banyak juga ABK yang dipaksa tetap bekerja meski dalam keadaan sakit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak