SuaraJawaTengah.id - Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPMM) melakukan penelitian lapangan terhadap generasi milenial dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan.
Penelitian tersebut untuk mencari tahu sudut pandang generasi milenial menjelang hajatan demokrasi di tahun 2024 mendatang.
Direktur Eksekutif LPMM Alamsyah Wijaya mengatakan penelitian ini mengunakan metode penelitian survei kuantitatif.
Metode ini untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini tentang keyakinan, pendapat, karakteristik perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu.
Baca Juga:Generasi Milenial dan Gen Z Ternyata Payah Dalam Manajemen Keuangan
Sample yang diambil sebanyak 1.962 dari jumlah populasi generasi milenial yang keberadaannya tersebar di 34 provinsi. Hasil survei ini memiliki Margin of Error +/- 2,23 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Penelitian dimulai sejak 3 - 19 Januari 2022. Teknik Penarikan sample mengunakan metode multistage random sampling dan teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuisioner).
Menurut Alamsyah, hasil penelitian menemukan pandangan generasi milenial bahwa di tengah tahun politik ini, sebanyak 87,8 persen generasi milenial menginginkan sosok pemimpin 'zaman now'. Pemimpin yang bisa memahami keinginan rakyat sepenuhnya.
Memenuhi hak kaum marginal juga tak luput dari perhatiannya. Sebab, dia menyadari betul kelompok minoritas suka terabaikan.
“Sebanyak 85,8 persen generasi milenial menginginkan sosok presiden/pemimpin yang tepati janji serta tulus bekerja untuk melayani rakyat dan bukan janji manis. Mereka butuh bukti, di mana pembangunan Indonesia merata, tidak terpusat di kota saja,” kata Direktur Eksekutif LPMM Alamsyah Wijaya dalam keterangannya, Sabtu (29/1/2022).
Baca Juga:Erick Thohir Masuk Daftar Kandidat Capres Pilihan Warga NU, Jadi Peringkat 3 Dibawah 2 Tokoh Ini
Hasil penelitian tentang Preferensi Politik Generasi Milenial didapati ternyata hanya 47,9 yang mengetahui nama-nama parpol sebagai peserta pemilu dan sebanyak 52,1 persen tidak begitu mengetahui.
Sementara itu, ketika diberi pertanyaan tanpa mengunakan kuisioner dengan parpol mana yang akan dipilihnya jika pemilu digelar hari ini, maka generasi milenial akan memilih Partai Golkar sebanyak 14,4 persen, PDI Perjuangan 13,9 persen, Gerindra 12,7 persen, Demokrat 6,4 persen, dan PKS 5,2 persen.
"Sedangkan, PKB 4,2 persen, Nasdem 3,3 persen, PAN 2,2 persen, PPP 1,8 persen, PRIMA 1,7 persen, Perindo 1,4 persen, PSI 0,4 persen, Hanura 0,4 persen dan partai lainnya di bawah 0,4 persen, serta tidak menjawab 29,6 persen," terang Alamsyah.
Kemudian, lanjut Alamsyah, ketika diminta untuk menentukan pilihan terhadap partai politik dengan mengunakan kuisioner dengan nama-nama parpol yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini, maka hasilnya Partai Golkar sebanyak 15,7 persen.
Selanjutnya pada urutan kedua adalah Partai Gerindra 14,7 persen, PDI Perjuangan 14,3 persen, Demokrat 9,7 persen, PKS 7,3 persen, PKB 4,7 persen, Nasdem 4,3 persen, PAN 2,8 persen, PPP 1,8 persen, PRIMA 1,8 persen, Perindo 1,5 persen, Garuda 1,0 persen,PSI 0,7 persen.
Lalu, Partai Gelora 0,6 persen, Hanura 0,5 persen, PBB, 0,4 persen, Berkarya 0,3 persen, PKPI 0,2 persen.
"Partai lainnya di bawah 0,4 persen dan yang tidak memilih sebanyak 15,9 persen," jelasnya.
Lebih lanjut, tokoh yang dipilih generasi milinial sebagai sosok presiden jika Pilpres dilakukan hari ini.
Airlangga Hartarto menjadi tokoh yang tertinggi keterpilihannya oleh Generasi Milenial dengan 25,8 persen, Ganjar Pranowo 17,5 persen, Prabowo Subianto 7,9 persen, Gatot Nurmantyo 5,3 persen, Ridwan Kamil 4,6, Sandiaga Uno 4,4 persen, dan Agus Harimurti Yudyono 4,2 persen.
Lalu, Erick Thohir sebanyak 3,9 persen, Anies Baswedan 3,8 persen, Puan Maharani 2,9 persen, Muhaimin Iskandar 2,1 persen, Khofifah Indar Parawansa 1,8 persen, Tri Rismaharini 1,4 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 14,4 persen.
"Tingginya tingkat keterpilihan atau elektabilitas Airlangga Hartarto hari ini dibandingkan dengan tokoh lainnya karena Airlangga dianggap sebagai tokoh yang punya visi besar dengan Revolusi Industri 4.0," pungkas Alamsyah