SuaraJawaTengah.id - Nasib apes harus dijalani dua pemuda asal Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan, saat merantau ke Kabupaten Purbalingga.
Niat hati jauh-jauh merantau ke Pulau Jawa untuk berjualan pakaian, dua pemuda masing-masing berinisial TFA (21) dan D (23) malah terjerat kasus narkotika.
"Kedua tersangka berinisial TFA (21) dan D (23), warga Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan," kata Wakapolres Purbalingga, Kompol Pujiono dilansir dari ANTARA, Kamis (21/7/2022).
Pujiono menjelaskan, kedatangan dua pemuda tersebut ke Purbalingga sebenarnya untuk berjualan pakaian. Namun, mereka akhirnya menjadi tersangka dalam kasus penyalahgunaan psikotropika.
Baca Juga:BNNP Beberkan Ekstasi Jenis Baru Beredar di Sumut, Efeknya Dahsyat
Kasus tersebut terungkap berkat informasi dari masyarakat yang menyebutkan adanya penyalahgunaan obat-obatan terlarang di salah satu indekos, Kecamatan Kemangkon.
"Petugas Satresnarkoba (Satuan Reserse Narkoba) Polres Purbalingga segera mendatangi indekos tersebut di akhir Juni kemarin," ujar dia.
Saat observasi, kata Wakapolres, anggota Satresnarkoba mendapati psikotropika adanya psikotropika pada dua pemuda tersebut. Mereka beserta sejumlah barang bukti segera dibawa ke Polres Purbalingga untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Barang bukti yang diamankan berupa 9 butir obat jenis Calmet Alprazolam, 1 bungkus plastik bekas paket warna hitam, 1 buah popok bayi (pampers) warna putih, 1 lembar kertas warna merah jambu dan biru, tas cangklong warna hitam, 2 unit telepon seluler, dan dua bukti pengambilan uang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Kompol Pujiono, kedua tersangka mengaku patungan untuk membeli psikotropika secara daring. Setelah melakukan pembayaran, obat-obatan terlarang yang dipesan akan dikirim sesuai dengan alamat yang telah disepakati.
Baca Juga:Nonton Konser, Pemuda Ini Kaget Penonton Pria dan Wanita Dipisah Barisannya di Daerah Ini
"Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kedua tersangka dijerat Pasal 62 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dengan ancaman hukuman berupa pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp100 juta," kata Wakapolres.