SuaraJawaTengah.id - Sejumlah nelayan yang tergabung dalam Armada Laut Tambakrejo, Semarang mengeluhkan naiknya harga BBM.
Ketua Paguyuban Armada Laut Tambakrejo, Marzuki membeberkan imbas dari lonjakan harga BBM semakin mencekik kebutuhan nelayan.
"Efeknya mencekik kalangan bawah terutama nelayan kecil seperti kami," beber Marzuki kepada SuaraJawaTengah.id, di Semarang Senin (05/09/22).
Marzuki menceritakan, sekali melaut ia mampu menghabiskan BBM sebanyak 3 sampai 5 liter. Bahan bakar yang ia gunakan merupakan campuran dari solar dan pertalite.
"Biasanya kami pakai solar sama pertalite kalau harganya naik, kami ya tombok," jelasnya.
Dampak dari meroketnya harga BBM juga berdampak pada hasil penjualan tangkapan ikan nelayan di Tambakrejo.
Menurut Marzuki, harga ikan kini justru turun lantaran tengkulak memilih untuk libur mengambil hasil tangkapan nelayan.
"Harga ikan justru sekarang turun, kami lagi yang dibikin pusing, pendapatan tidak seberapa," ungkap Marzuki.
Lanjut Marzuki, subisidi BBM yang diberikan pemerintah pada tahun 2022 juga belum diterima kelompok nelayan.
Baca Juga:Dampak Kenaikan Harga BBM, Tarif Angkot Bakal Naik hingga 17,5 Persen
"Terakhir dapat subisidi BBM akhir Desember 2021 kemarin," imbuhnya.
Marzuki berharap agar pemerintah memperhatikan masyarakat kalangan bawah dan mampu menekan lonjakan harga BBM.
"Semoga subisidi bbm buat kami juga segera turun dan harga BBM kembali normal," tambahnya.
Sebelumnya, pemerintah menyesuaikan harga BBM subsidi pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter dan solar dari Rp5.150 rupiah per liter menjadi Rp6.800 per liter.
Kemudian untuk BBM nonsubsidi, pemerintah menyesuaikan harga pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Kontributor : Aninda Putri Kartika