Waduh! Dituduh Selingkuh dan Judi Togel, Kades Cilongok Banyumas Digeruduk Warga, Begini Kronologinya

Kades Cilongok juga dituduh kerap berhutang dengan warga untuk memasang togel.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 14 September 2022 | 15:31 WIB
Waduh! Dituduh Selingkuh dan Judi Togel, Kades Cilongok Banyumas Digeruduk Warga, Begini Kronologinya
Sejumlah warga membentangkan poster berisikan tuntutan kades Cilongok, Waluyo mundur dari jabatannya setelah dituduh selingkuh dengan seorang perempuan di halaman Balai Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Rabu (14/9/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Ratusan Warga Desa Cilongok, Kabupaten Banyumas menggeruduk balai desa tempat bekerja kepala desa setempat, Waluyo untuk mundur dari jabatannya karena diduga selingkuh.

Mereka membawa sejumlah poster berisikan permasalahan yang selama ini dituduhkan kepada Waluyo.

Perwakilan warga yang menjadi koordinator aksi, Purwoko menjelaskan aksi tersebut diadakan untuk menuntut kadesnya mundur setelah diduga selingkuh dengan warga Desa Kebocoran, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas.

Mereka mengetahui informasi inj setelah beredar surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani Waluyo berisi perjanjian akan menikahi seorang perempuan yang dituduh menjadi selingkuhan kades tersebut.

Baca Juga:4 Tanda Dia Jodohmu, Salah Satunya Adalah Ketentraman

"Masyarakat tetap meminta pak lurah Waluyo harus mundur. Karena sudah mempermalukan dan membuat risih masyarakat Cilongok. Masyarakat sudah jijih dan benci melihat mukanya Waluyo," katanya kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).

Selain kasus perselingkuhan, Kades Cilongok juga dituduh kerap berhutang dengan warga untuk memasang togel. Untuk kasus yang satu ini, menurut Purwoko sudah dilakukan Waluyo sejak awal kali menjabat.

"Itu sudah dilakukan (hutang) sejak dia menjabat," terangnya.

Untuk kejadian tuduhan perselingkuhan di wilayah Desa Kebocoran, warga mendengar cerita yang beredar Waluyo kerap kali mendatangi rumah seorang janda.

"Yang di Kebocoran itu, konon ceritanya Waluyo datang ke rumah janda. Tapi kan mustahil datang cuma satu kali terus digerebek. Berarti dia sudah berkali-kali melakukan itu dan tidak mungkin orang jam 7 sore kok digerebek," jelasnya.

Baca Juga:Terpopuler: Bungkus Rokok di Meja Anya Geraldine dan Enzy Storia, Listrik Kaum Miskin 450 VA Bakal Dihapus

Warga yang menggeruduk mengancam akan menyegel kantor kepala desa jika tuntutannya Waluyo mundur tidak dipenuhi. Nantinya jika tetap kekeh tidak mundur, pintu ruangan tempat kerjanya akan disegel.

"Kalau belum mundur kantor akan saya segel. Semalam sudah ada penyegelan tetapi secara umum. Nah nanti ada penyegelan yang khusus untuk kantor kepala desa biar dia tidak bisa ngantor lagi," tuturnya.

Sementara itu saat dikonfirmasi, Waluyo membantah tentang tuduhan perselingkuhan yang dilakukan. Ia memiliki versi sendiri terkait kejadian penggerebekan yang dilakukan warga Kebocoran pada Senin (12/9/2022) malam.

"Kronologi yang ada di kebocoran. Sejak kecil saya lahir di Kebocoran bapak saya asli sana. Yang di fitnah itu masih sepupu saya. Waktu itu saya datang ke sana jam setengah 7. Intinya saya punya hutang di BRI Rp10 juta. Setiap tanggal 12 saya nyicil karena atas namanya orang itu," ungkapnya.

Dirinya berdalih bahwa yang menggerebek saat itu merupakan warga baru. Jadi tidak mengetahui latar belakang cerita Waluyo pernah hidup dan lahir di Desa Kebocoran.

"Tiba-tiba ada pak RT datang. Loh wong pak kades biasa sering kesini ibunya asli sini. Ini ada demo terus demo apa? Ternyata yang demo itu warga-warga baru," kata Waluyo menirukan ketua RT setempat.

Selain surat pernyataan bertanda tangan dirinya yang beredar di media sosial, Waluyo mengklaim memiliki surat permohonan maaf dari seorang perempuan yang tertuduh menjadi selingkuhannya.

"Di surat pernyataan itu ada menerangkan jika saya harus menikahi yang bersangkutan harus ijin istri saya yang pertama. Jelas tidak diijinkan masa mau di poligami," terangnya.

"Ini sudah ada surat pernyataan baru dari pihak kebocoran intinya meminta maaf karena ada kesalahpahaman informasi. Tidak ada paksaan dari pihak sana atau pihak sana. Kenapa dulu saya menandatangani pernyataan pertama karena yang buat surat pernyataan itu sana, saya dipaksa," tutupnya. 

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini