Pesan Ketum PBNU untuk Para Santri: Bangun Pemerintah Indonesia Menjadi Lebih Baik

Ketum PBNU ingin para santri selalu memiliki etos para ulama maupun santri dahulu, sebagai bekal ikut membangun pemerintah Indonesia menjadi lebih baik

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 22 Oktober 2022 | 16:58 WIB
Pesan Ketum PBNU untuk Para Santri: Bangun Pemerintah Indonesia Menjadi Lebih Baik
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf [Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman]

SuaraJawaTengah.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf ingin para santri selalu memiliki etos para ulama maupun santri dahulu, sebagai bekal ikut membangun pemerintah Indonesia menjadi lebih baik.

"Mereka harus memahami etos yang dimiliki para pendahulu, sehingga mereka mampu memberikan jasa yang begitu besar untuk bangsa. Para pendahulu itu juga santri yang teguh, etos mereka menuntut ilmu sebaik-baiknya," kata Pria yang akrab dipanggil Gus Yahya saat di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022).

Ia juga menambahkan, para santri terdahulu selain mengembang ilmu pengetahuan juga selalu mengembangkan ilmu ruhani yang tumbuh di dalam jiwa.

Selanjutnya, para santri saat mencari ilmu bukan untuk diri sendiri melainkan melayani sebanyak mungkin orang lain, sehingga santri dalam mencari ilmu masuk kategori jihad fisabilillah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yakni Khoirun naasi ahsanuhum khulukon wa anfa'ahum linnaas, sebaik-baik manusia ialah yang memiliki budi pekerti baik dan bermanfaat bagi manusia lainnya.

Baca Juga:Pesan Menag di Hari Santri Nasional: Menjaga Martabat Kemanusiaan adalah Esensi Ajaran Agama

Dalam momentum peringatan Hari Santri 2022, Gus Yahya, sapaan akrab K.H. Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa penetapan hari santri nasional bukan hanya apresiasi pemerintah yang dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tertanggal 15 Oktober 2015. Hari Santri adalah peringatan jasa dan keteladanan bagi para pahlawan secara umum.

"Hari Santri Nasional dirayakan sebagai momentum mengenang kepahlawanan segenap-bangsa Indonesia, bukan hanya satu kelompok tertentu saja. Hari Santri harus benar-benar dipahami, dihayati, dan ditegakkan sebagai harinya seluruh bangsa Indonesia tanpa terkecuali," kata Gus Yahya.

Gus Yahya mengatakan penetapan Hari Santri Nasional dilakukan berdasarkan peringatan 70 tahun Resolusi Jihad yang diabadikan sebagai penghormatan jasa para ulama. Hari Santri Nasional bukan dirayakan sebagai bentuk untuk menuntut balas jasa negara kepada Nahdlatul Ulama.

"Karena yang berjasa mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia bukan generasi masa kini, bukan kita, melainkan para pahlawan agung dari Generasi 1945 lalu," kata Gus Yahya.

PBNU juga mengucapkan terimakasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan Hari Santri sebagai salah satu hari nasional.

Baca Juga:Pimpin Upacara Hari Santri Nasional, Plt Bupati Bogor: Saya Santri dari Kampung

"Kami berterima kasih kepada pemerintah, kepada Presiden Joko Wdodo yang telah menetapkan hari santri sebagai salah satu hari nasional. Sebagai penghormatan atas jasa para pahlawan dari kalangan para kiai dan para santri," kata dia.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menggelar Apel Nasional Hari Santri 2022 di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Sabtu.

Acara tersebut digelar secara offline dan daring dari Pesantren Tebuireng, Jombang dan diikuti seluruh PCNU dan PWNU se-Indonesia dari daerah mereka masing-masing. Acara tersebut juga dikuti ribuan santri seluruh pelosok negeri.

Ketua umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf langsung memimpin apel nasional itu. Ada 528 titik yang menggelar apel serentak itu di seluruh Indonesia.

Hadir dalam acara itu Rais Aam Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) K.H Miftachul Akhyar, Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, Bupati Jombang Mundjidah Wahab dan sejumlah pejabat lainnya.

Setelah selesai acara apel, rombongan ke ndalem kasepuhan Pesantren Tebuireng, Jombang. Rombongan PBNU dan sejumlah tamu undangan juga ziarah ke makam di area pesantren. Ada makam pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama K.H. Hasyim Asy'ari, tokoh nasional K.H. Wahid Hasyim, mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dan sejumlah kerabat lainnya. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini