SuaraJawaTengah.id - Sudah jatuh tertimpa tangga, kiasan tersebut cocok sekali menggambarkan nasib pilu yang dialami Clara (bukan nama sebenarnya). Diceritakan Clara merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kota Semarang. Sayangnya, rumah tangga dengan pasangannya tidak berjalan harmonis.
Penyebab utamanya lantaran suaminya selingkuh dengan perempuan lain. Selain itu, Clara korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) lantaran sang suami suka main tangan.
Lantaran tidak kuat dengan kondisi tersebut, Clara memutuskan untuk kabur. Lalu dia memutuskan menjadi kupu-kupu malam di daerah Bandungan, Kabupaten Semarang.
Keputusan Clara menjual tubuhnya karena nggak ada pilihan. Dia harus mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Baca Juga:Harga Tiket Tetap, CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi Berharap Antusiasme Suporter
Belum lama jadi kupu-kupu malam, Clara kembali menelan pil pahit dalam hidupnya. Dia menjadi korban pemerkosaan oleh empat orang di dalam mobil.
"Di bulan Maret, dia (Clara) didatangi pelanggan empat orang dalam kondisi mabuk. Dia ditarik ke dalam mobil, lalu digilir sama empat orang itu," ucap Paralegal Officer SPEAK HAM, Nurul Safaatun kepada SuaraJawaTengah.id, melalui saluran telepon, Kamis (29/6/2023).
Akibat kejadian tersebut, perempuan yang akrab disapa Nurul itu mengatakan kalau vagina Clara sampai mengalami kerobekan yang cukup lebar. Untungnya, Clara langsung mendapat pertolongan dari temannya.
"Saat itu korban langsung dibawa ke puskemas terdekat. Lalu korban diberi obat antibiotik untuk ngobatin bekas robekannya," papar Nurul.
Nurul membeberkan kalau Clara sampai detik ini belum berani speak up. Nasib pilu yang dialami Clara diketahui Nurul dari kawan terdekatnya yang melapor padanya.
Baca Juga:BRI Liga 1: PSIS Pastikan Harga Tiket Laga Kandang Tak Naik
"Korban masih takut bersuara, takut dia disalahkan karena kamu bekerja seperti itu. Tapi kami berusaha menyakinkan korban, kalau mau, kita bisa membantu penyembuhan trauma," ungkapnya.
"Trauma korban ini nggak hanya diperkosa saja, sebelumnya dia mengalami trauma karena pasangannya suka main tangan dan selingkuh juga," tambahnya.
Menurut Nurul, Pekerja Seks Perempuan (PSP) terutama mereka yang di jalanan rentan sekali mengalami kejadian seperti Clara.
Nurul juga menyoroti permasalahan perempuan yang dipaksa menjadi pekerja seks. Tercatat di lembaganya, ada 30 perempuan di Kota Semarang yang dipaksa menjadi pekerja seks oleh pasangannya.
"Teman-teman PSP ini rata-rata punya pasangan. Memang sengaja dilacurkan oleh suaminya," ucap Nurul.
"Dalam kondisi hamil pun, mereka dipaksa terus melayani pelanggan. Bahkan kalau tidak sesuai target, mereka akan dihajar dan dibogem mentah oleh pasangannya," tukasnya.
Diketahui jumlah PSP di Kota Semarang mencapai ribuan orang. Mereka tersebar di beberapa wilayah diantaranya Semarang Utara dan Semarang Barat.
Kontributor: Ikhsan