SuaraJawaTengah.id - Suasana haru menyelimuti lokasi tambang emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Upaya sudah dilakukan maksimal, namun takdir sudah menentukan. Sebanyak 8 penambang yang terjebak dalam lubang galian tambang emas itu dinyatakan hilang.
Berpamitan mencari nafkah, nyawa penambang terkubur dalam tanah. Kini, keluarga hanya bisa pasrah. Diiringi isak tangis, proses penutupan operasi pencarian korban ditutup, Selasa (1/8/2023).
Seakan tak kuasa menahan kesedihan ketika keluarga berada di mulut lubang tambang dimana para korban bersemayam. Sambil berdoa, pihak keluarga menaburkan bunga dan tanah sebagai tanda pemakaman.
Baca Juga:Makna Filosofis Ritual 'Pithik Walik' untuk Upaya Evakuasi 8 Penambang Emas di Banyumas
Perwakilan keluarga Korban atas nama Rohman, Aden mengatakan, saat berpamitan dirinya sempat diajak ke Jawa.
"Dia (Rohman) pernah bilang ke saya begini 'Den, besok ke Jawa ya, saya dijemput Den," kata Aden, warga Cisarua saat di lokasi tambang Banyumas.
Tak disangka, ucapan saudaranya itu merupakan firasat akan tragedi ini. Aden kini datang ke Jawa berupaya menjemput Rohman yang kini dinyatakan hilang di dalam lubang galian.
Meski begitu, Aden dan pihak keluarga korban lainnya sudah menyatakan ikhlas melepas korban.
"Kami melihat sendiri upaya yang dilakukan tim penyelamat. Sudah sangat maksimal. Satu lubang sampai 9 alat penyedot air tapi ternyata airnya malah naik setelah disedot," ungkap Aden.
Baca Juga:Nasib 8 Penambang Emas di Banyumas: Kemungkinan Kecil Selamat, Keluarga Ikhlas
Pihak keluarga juga menyampaikan terimakasih kepada tim dan masyarakat Desa. Pihaknya sangat terbantu dan diterima dengan baik selama di Pancurendang.
"Kami terimakasih sekali warga Banyumas sangat baik, kami dipersilahkan menginap oleh warga setempat dan diterima dengan baik," pungkasnya.
Penutupan operasi pencarian korban 8 penambang terjebak diiringi dengan doa bersama. Selain itu, tim gabungan dan pihak yang terlibat juga turut menggelar sholat gaib dan tabur bunga.
Kontributor : Citra Ningsih