"Malam hari, dulu (dijadikan) tempat mangkal waria atau orang kuno menyebutnya wandu," tandas Johanes.
Sudah Ada Sejak Abad ke-19
Rumah akar itu diketahui berada di Jalan Jalak, penghubung antara Jalan Kepodang dan Jalan Letjen Soeprapto.
Untuk penamaan rumah akar sendiri lantaran disudut Kota Lama terdapat rumah tua yang dibelit oleh akar pohon yang besar.
Baca Juga:Kota Lama Semarang Jadi Lokasi Wisata Favorit Libur Lebaran 2023
Bagi kalian yang penasaran, rumah akar ini konon usianya sudah ratusan tahun. Bangunan tua yang membelit rumah akar tersebut dulunya merupakan kantor media cetak berbahasa Belanda NV Dagblad de Locomotief.
Sebelum kereta api pertama datang di Hindia-Belanda. Pada tahun 1863 koran itu bernama Semarangsche Nieuws en Advertentieblad.
"Pastinya bangunan ini sudah ada pada abad ke 19. Namun dalam perkembangan waktu juga mengalami perbaikan. Diantaranya pemecahan pintu utama yang menyudut yang memiliki leufel dengan detail Art Nuveau," tulis pemerhati sejarah, Johanes Cristiono dalam unggahan facebook di Grup MIK SEMAR.
Waktu itu, de Locomotief sebuah media cetak yang gencar menuliskan eksplorasi bumi putera dan menyuarakan perbaikan politik.
Dikenang Johanes, saat terjadi perebutan Irian Barat. De Locomotief dipaksa bubar kemudian bangunan tersebut diambil alih Grup Tempo. Lalu bangunan itu dimanfaarkan sebagai markas koran suruh marhaen.
Namun sayangnya nggak bertahan lama. Diceritakan Johanes bangunan itu kosong dan tak terawat. Selain itu kawasan rumah akar jadi kumuh dan sering jadi langganan banjir rob.