Menelusuri Sejarah Tanjakan Silayur Kota Semarang yang Mematikan, dan Mitos Urban Legend Hantu Ranem

Tanjakan Silayur di Kota Semarang yang rawan kecelakaan, konon, setiap kecelakaan yang terjadi disana sering dikaitkan dengan hal mistis

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 15 November 2023 | 12:35 WIB
Menelusuri Sejarah Tanjakan Silayur Kota Semarang yang Mematikan, dan Mitos Urban Legend Hantu Ranem
Potret kondisi ruas jalan Silayur Kota Semarang nampak lenggang saat siang hari. Selasa (14/11/2023) [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Tanjakan Silayur di Kecamatan Ngaliyan salah satu ruas jalan di Kota Semarang yang rawan kecelakaan. Konon, setiap kecelakaan yang terjadi disana sering dikaitkan dengan hal-hal mistis.

Sebelum membahas hal-hal mistis, saya akan sedikit mengulas sekilas tentang sejarah Silayur. Rentan periode 1950an, Silayur merupakan kawasan perbukitan dengan ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Dulu samping kanan dan kiri jalan penghubung Semarang-Boja ini dikelilingi hutan dengan pohon-pohon yang rimbun.

Memang ruas jalan Silayur terkenal memilih tanjakkan panjang dan turunan curam. Para pengendara yang lalu lalang melewati kawasan tersebut harus meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari kecelakaan.

Seiring berjalannya waktu, kawasan Silayur mulai dilirik pengembang perumahan untuk dijadikan pemukiman. Perumahan pertama yang dibangunan disana adalah Pandana Merdeka tahun 1988. Lalu disusul perumahan elite Esperanza pada 2005.

Baca Juga:Harga Pangan Melejit, Mbak Ita Ingin UMK di Kota Semarang Naik

Pemandangan hutan-hutan yang memikat mata para pengendara seketika berubah. Kawasan itu dari tahun ke tahun semakin ramai berdiri sebuah pemukiman. Pohon-pohon rimbun habis dibabat mesin-mesin pemusnah.

Urban Legend Hantu Ranem

Terlepas dari peralihan perbukitan menjadi kawasan perumahan. Tanjakan Silayur  menyimpan sebuah cerita urban legend hantu ranem atau sosok perempuan tanpa kepala yang sering menampakkan diri di kawasan tersebut.

Semasa hidupnya Ranem itu sesosok perempuan asal Wonogiri yang bekerja di lokalisasi Sunan Kuning. Setelah tiga tahun bekerja disana, Ranem mengalami peristiwa pilu saat menjadi korban pembunuhan dan mutilasi pada tahun 1973.

Jenazah Ranem ditemukan di aliran sungai dekat tanjakkan Silayur. Naasnya, tubuh dan kepala Ranem ditemukan terpisah. Saat peristiwa pembunuhan Ranem sangat menggemparkan warga Kota Semarang.

Baca Juga:Wow! Pemkot Semarang Siapkan Anggaran Khusus untuk Bhabinsa-Bhabinkamtibmas, Demi Meningkatkan Keamanan

"Oh Ranem, itu (kasus pembunuhan) sangat melegenda. Saya masih ingat dulu warga Ngaliyan sampai berbondong-bondong jalan kaki ke Silayur," kata Kastimah seorang warga yang tinggal di Kecamatan Ngaliyan pada Suara.com, Selasa (14/11/2023).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini