Menengok Kemiskinan di Jateng, Pengamat Soroti Kepemimpinan Ganjar Jelang Debat Pilpres: Yang Miskin, Masih Miskin

Pengamat Kebijakan Publik Yulianto mengatakan pembangunan berkelanjutan di Provinsi Jateng masih terseok-seok, kemiskinan di era Ganjar disorot

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 16 Januari 2024 | 09:57 WIB
Menengok Kemiskinan di Jateng, Pengamat Soroti Kepemimpinan Ganjar Jelang Debat Pilpres: Yang Miskin, Masih Miskin
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) berjabat tangan dengan warga yang tinggal di gang sempit sebelum menginap di rumah warga di Tegal, Jawa Tengah, Rabu (10/1/2024). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym]

Namun, ia melihat hal itu tidak dilakukan. Akhirnya, blusukan Ganjar yang digaungkan selama memimpin Jateng hanya sekadar slogan.

Di mana warga miskin bertempat tinggal kurang layak dan tanpa pekerjaan mapan masih ada saja, seperti halnya viralnya potret kemiskinan yang dialami nenek Kaswiyah (79) di Desa Karangmalang, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes beberapa waktu lalu.

"Fakta di tiap desa begitu. Rumah tidak layak huni, sulit hidup sehari-hari dan pengangguran tinggi. Itu jadi salah satu indikator kemiskinan itu di Jateng yang masih ada," ungkap dia.

Dalam penelitian yang dikerjakannya, Jawa Tengah tertinggal dibanding Jawa Barat, Jawa Timur dan DIY dalam mengentaskan kemiskinan dan menaikkan taraf hidup masyarakatnya. Hal itu tak lepas dari kurang seriusnya kepala daerah dalam menyinkronisasi program dengan realitas di lapangan.

Baca Juga:Kebiasaan Memencet Jerawat Apakah Memperburuk Kondisi? Ini Penjelasan Dokter

Menuju Jawa Tengah madani, menurutnya kondisi sekarang masih jauh panggang dari api. Banyak pekerjaan rumah (PR) yang tak tuntas selama Ganjar 10 tahun memimpin Jateng.

Statistik merilis Jateng menjadi provinsi paling miskin kedua di Pulau Jawa dengan 10,77 persen atau turun dari 10,98 persen pada September 2022. Tercatat, jumlah penduduk miskin di Jateng 3,9 juta orang atau bertambah dari 3,8 juta orang pada September 2022.

Data BPS Jateng hingga bulan Februari 2022 angka pengangguran di Jateng naik 70 ribu orang atau sekitar 6,26 persen. Di mana hingga Februari 2022 ada 1,19 juta penduduk di Jateng menganggur. Sedangkan pada bulan yang sama tahun 2021 pengangguran di Jateng 1,12 juta orang.

Ia juga mengkritisi paket bantuan salah sasaran. Program Keluarga Harapan (PKH), rehab rumah tidak layak huni (RTLH) dan elpiji untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) masih dikeluhkan pendistribusiannya di Jateng.

"Jateng belum menunjukkan kinerja bagus selama kepemimpinan pak Ganjar. Perlu diperbaiki data sasaran program agar tak salah sasaran," kata dia.

"Kemudian kemiskinan di Jateng masih jadi masalah klasik," tutur dia.

Baca Juga:Blunder Kontroversi Ganjar Pranowo Bagi-bagi Voucher Internet di Solo CFD

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini