Siap-siap Sambut Bulan Ramadan, Bakal Ada Tradisi Dugderan di Kota Semarang

Menjelang memasuki bulan Ramadan, terdapat tradisi unik yang selalu digelar di Kota Semarang. Yaitu Dugderan, tradisi masyarakat dalam menyambut bulan puasa

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 24 Februari 2024 | 22:17 WIB
Siap-siap Sambut Bulan Ramadan, Bakal Ada Tradisi Dugderan di Kota Semarang
Ilustrasi tradisi Dugderan yang selalu digelar di Kota Semarang. [Suara.com/Adam Iyasa]

SuaraJawaTengah.id - Menjelang memasuki bulan Ramadan, terdapat tradisi unik yang selalu digelar di Kota Semarang. Yaitu Dugderan, tradisi masyarakat dalam menyambut bulan puasa, dengan pergelaran pasar malam dan kirab budaya. 

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang pun telah merancang pergelaran Dugderan 2024 secara lebih meriah dengan berbagai atraksi, seperti pasukan bergada yang akan meramaikan kirab budaya.

"Kirab budaya tahun ini ada perbedaan. Kami melibatkan pasukan bergada dari 16 kecamatan yang akan mengirimkan wakilnya," kata Kepala Disbudpar Kota Semarang Wing Wiyarso dikutip dari ANTARA pada Sabtu (24/2/2024).

Pasukan bergada atau bergodo adalah pasukan keraton yang nantinya akan ditampilkan dari masing-masing kecamatan dengan mengangkat budaya dan kearifan lokal dari setiap wilayah.

Baca Juga:Petahana Terdepak di Pemilu 2024, Wajah-wajah Baru Bakal Masuk ke DPRD Kota Semarang

Menurut dia, banyak kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Kota Semarang, apalagi selama ini kontur wilayah juga memengaruhi, seperti kawasan pesisir dengan kehidupan nelayan.

"Semarang ini kan memiliki wilayah pesisir, ada pegunungan. Kami berharap pasukan bergada atau pasukan patang puluhan -sebanyak 40-an orang- ikut kirab budaya, karena sekaligus dinilai," katanya.

Namun, katanya, nantinya setiap kecamatan tidak wajib menampilkan pasukan bergada sebanyak 40-an orang, melainkan cukup 15 orang sebagai uji coba untuk memeriahkan kirab budaya Dugderan tahun ini.

Berbagai komunitas lain juga akan ikut meramaikan festival budaya Dugderan, seperti dari Kelenteng Sam Poo Kong, Kelenteng Tay Kak Sie, hingga paguyuban tosan aji atau benda pusaka.

Ia mengakui bahwa Dugderan merupakan prosesi tahunan yang menjadi tradisi khas masyarakat Kota Semarang dalam menyambut bulan puasa, dengan pergelaran pasar malam dan kirab budaya.

Baca Juga:Jokowi Effect Bikin Suara PSI Melambung, Klaim Raih 5 Kursi DPRD Kota Semarang

"Dugderan merupakan kearifan budaya lokal Semarang membuktikan akulturasi budaya, dengan warak ngendok, dan sebagainya. Kami coba tahun ini akan kemas dengan lebih oke lagi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini