Dipengaruhi Harga Pangan, Tekanan Inflasi di Jawa Tengah Berhasil Turun

Harga komoditas pangan mempengaruhi tekanan inflasi di Jawa Tengah, ini penjelasan Bank Indonesia

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 04 Mei 2024 | 14:05 WIB
Dipengaruhi Harga Pangan, Tekanan Inflasi di Jawa Tengah Berhasil Turun
Ilustrasi harga komoditas pangan turun. [Suara.com/Muhaimin A Untung]

SuaraJawaTengah.id - Tekanan inflasi di Jawa Tengah berhasil ditekan, hal itu seiring dengan penurunan harga komuditas pangan di Provinsi tersebut. 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menyatakan penurunan tekanan inflasi pada April 2024, dipengaruhi terutama oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, sejalan dengan penurunan harga komoditas pangan.

Pelaksana Harian Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia, menyebutkan komoditas beras menunjukkan penurunan harga seiring dengan panen raya yang mulai berlangsung di sejumlah daerah sentra.

Sentra beras di Jateng yang mengalami panen raya, antara lain Kabupaten Klaten, Sragen, Temanggung, Purwokerto, Demak, dan Grobogan.

Baca Juga:Tak Ada Penerbangan Internasional yang Mampir ke Bandara di Jawa Tengah, Ini Reaksi Kadin

Telur ayam ras, kata dia, juga tercatat mengalami penurunan harga seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah momentun Idul Fitri 1445 Hijriah dan penurunan harga pakan ternak seiring panen jagung di sejumlah daerah, seperti Grobogan, Blora, dan Wonogiri.

Namun demikian, ia mengatakan bahwa sejumlah komoditas pangan tercatat masih mengalami kenaikan harga sehingga menahan penurunan inflasi lebih lanjut.

Ia mencontohkan harga bawang merah yang meningkat pada periode laporan disebabkan oleh gagal panen akibat banjir di sentra-sentra produksi di Jateng pada triwulan pertama 2024 dan turut berdampak pada kenaikan harga bawang merah secara nasional.

Kemudian, kata dia, banjir di sentra produksi yang meliputi Demak seluas 4.137,8 hektare, Brebes (438,5 ha), Kendal (105 ha), dan Grobogan (254 ha) menyebabkan keterbatasan pasokan benih komoditas bawang merah.

"Gagal panen ini juga turut berdampak pada kenaikan harga bawang merah secara nasional," katanya dikutip dari ANTARA pada Sabtu (4/5/2024). 

Baca Juga:Digelar di Palembang, Ini Cara Daftar Sumatera Media Summit 2024

Di sisi lain, kata dia, inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta kelompok transportasi meningkat didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan seiring dengan kenaikan harga emas dunia.

Berdasarkan data Trading Economics, harga emas pada 26 April lalu naik 8,49 persen dibandingkan bulan sebelumnya, atau meningkat 18,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan tekanan harga emas global, kata dia, dipengaruhi oleh ketegangan konflik di Timur Tengah yang terus berlanjut dan meluas dengan konflik antara Iran dan Israel.

Peningkatan permintaan investor terhadap "aset safe haven" juga dipengaruhi oleh ekspektasi pembatasan suku bunga The Fed yang berkepanjangan (higher for longer).

Sementara itu dari kelompok transportasi, kata dia, kenaikan inflasi didorong oleh kenaikan tarif angkutan antarkota, sebab sesuai dengan pola musiman terjadi kenaikan permintaan masyarakat terhadap moda angkutan antarkota sejalan peningkatan mobilitas masyarakat pada arus mudik dan balik lebaran.

Pada April 2024, Nita menyebutkan indeks harga konsumen (IHK) tercatat sebesar 0,20 persen (month to month) atau menurun dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 0,60 persen (mtm).

Dengan demikian, inflasi gabungan kota di Jateng pada April 2024, yaitu sebesar 3,27 persen (year on year) dan berada di rentang sasaran target inflasi 2,5 plus minus 1 persen.

Secara spasial, kata dia, seluruh kota pantauan inflasi di Jateng mengalami penurunan tekanan inflasi, dengan inflasi terendah Kabupaten Rembang sebesar 0,02 persen (mtm), sedangkan Kota Surakarta mencatatkan inflasi bulanan tertinggi sebesar 0,39 persen (mtm).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini