Bahkan ada aturan dalam pertapaan yang melarang pertapa menyinggung atau membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan atau keyakinan tertentu.
“Fokus pada Yang Maha Kuasa tapi tidak perduli namanya apa. Yang penting Yang Maha Kuasa.”
Dokter Wulan mengakui jika metode meditasi dan pergerakan tapa juga dianut oleh para penganut Buddha. Atas dasar itu tempat Pertapaan Hyang Agung dipilih tak jauh dari Candi Borobudur.
Borobudur adalah tempat untuk bersila atau tapa yang terkenal di seluruh dunia. Ada kesamaan fungsi antara pergerakan tapa dengan fungsi Candi Boroudur.
Baca Juga:Magelang Bergemuruh! Ada Nobar Timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan Serentak di 17 Kelurahan
“Borobudur tempat bersila atau meditasi. Tapa kan asalnya dari Jawa. Maka kami memilih di Borobudur untuk tempat pertapaan. Sejatinya dengan tujuan tapa itu nyambung. Hubungannya hanya itu saja.”
Dokter Wulan berharap semakin banyak orang yang menjadi pertapa. Dengan begitu makan kondisi hidup di dunia akan menjadi lebih baik.
“Misi kami adalah semua menjadi pertapa. Mau tunduk kepada Yang Maha Kuasa. Otomatis Yang Maha Kuasa akan mengondisikan jagad ini lebih indah dari sebelumnya.”
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Baca Juga:Merapal Doa di Gua Maria Grabag, Terbuka untuk Semua Agama