Sejarah Mahsyur Pisau Balak Magelang, Andalan Para Jagal Hewan Kurban

Senjata para jagal saat menyembelih hewan kurban adalah pisau yang tajam, di Magelang pun demikian

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 16 Juni 2024 | 07:18 WIB
Sejarah Mahsyur Pisau Balak Magelang, Andalan Para Jagal Hewan Kurban
Sumardi (65 tahun) menyelesaikan pesanan pisau sembelih hewan kurban di bengkel pandai besi miliknya di Desa Rejosari, Pakis, Magelang. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

SuaraJawaTengah.id - Suara gesekan gerinda bersahutan di bengkel pandai besi Sumardi di Desa Rejosari, Pakis, Magelang. Mengejar pesanan belati para jagal hewan kurban.   

“Di bulan-bulan ini ya mungkin pesanan ada sekitar lima puluh (belati) ke atas. Kalau pisau yang kecil-kecil itu sudah tidak terhitung,” kata Sumardi.

Kakek berusia 65 tahun ini mewarisi keahlian menempa besi dari ayahnya. Sumardi termasuk salah satu sesepuh pandai besi pembuat pisau di Desa Rejosari.

Sejak puluhan tahun lalu, Desa Rejosari dikenal sebagai pusat pembuatan pisau dan aneka peralatan pertanian berbahan besi dan baja.

Baca Juga:Golongan yang Mampu dan Tidak Mampu Berkurban Saat Hari Raya Idul Adha

Kebanyakan orang mengenal para penempa logam di daerah ini sebagai pembuat pisau Balak. Penamaannya merujuk pada bukit Balak yang berjarak 2 kilometer dari pusat Desa Rejosari.

Di puncak bukit Balak, konon Syekh Subakir –salah seorang tokoh penyebar Islam di tanah Jawa- mengubur benda pusaka. Benda kramat bergelar Kalimasada yang dijadikan jimat penjaga keselamatan di wilayah ini.

Tapi sejarah para pandai besi Balak, justru tidak terkait langsung dengan cerita bukit Balak. Sumardi menyebut nama Begawan Mijil Ulupi yang kemungkinan besar tokoh pemula pandai besi di Rejosari.

“Kalau sejarah pandai besi di Rejosari, katanya dari tokoh bernama Ki Mijil Ulupi. Tapi saya sendiri masih menelusuri kepastian cerita itu,” kata Sumardi.

Begawan Mijil Ulupi diyakini sebagai pepunden Dusun Sanggarah. Kawasan yang dipercaya sebagai tempat cikal bakal perkembangan masyarakat Desa Rejosari dan sekitarnya.   

Baca Juga:Bolehkah Berkurban Sebelum Aqiqah? Ini Penjelasannya

Bukti bahwa Dusun Sanggrahan kemungkinan sudah ada lebih dulu dibanding dusun lainnya, adalah terdapatnya pasar yang menjadi pusat jual beli sapi, kayu, dan aneka peralatan pertanian berbahan besi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini