Jangan Panik! Suhu Dingin di Jateng Masih Normal, Ini Penjelasan BMKG

Suhu dingin sangat dirasakan hampir diseluruh wilayah di Jawa Tengah. Hal itu rupanya dipengaruhi oleh Moonson dingin Australia

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 13 Agustus 2024 | 15:53 WIB
Jangan Panik! Suhu Dingin di Jateng Masih Normal, Ini Penjelasan BMKG
Ilustrasi suhu dingin (Pexels.com/Nadine Wuchenauer)

SuaraJawaTengah.id - Suhu dingin sangat dirasakan hampir diseluruh wilayah di Jawa Tengah. Hal itu rupanya dipengaruhi oleh Moonson dingin Australia.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan penurunan suhu udara di sejumlah wilayah Jawa Tengah  masih normal. 

"Moonson dingin Australia merupakan pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa masa udara dingin dan kering menuju Asia melewati Indonesia," kata dia dikutip dari ANTARA di Cilacap, Selasa (13/8/2024).

Ia mengatakan berdasarkan hasil pengamatan suhu udara minimum di Stamet Tunggul Wulung Cilacap dan Pos Pengamatan Cuaca Bandara Tunggul Wulung Cilacap, suhu udara pada Selasa, jauh lebih dingin dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya yang rata-rata di kisaran 23 derajat Celcius.

Baca Juga:Semen Gresik Hadiri Pentas Pewayangan Sedulur Sikep Samin Klopoduwur Kabupaten Blora

Dalam hal ini, kata dia, suhu udara minimum pada hari Selasa, di Stamet Tunggul Wulung atau wilayah perkotaan Cilacap tercatat 20,4 derajat Celcius, sedangkan di Pos Pengamatan Cuaca Bandara Tunggul Wulung terpantau 19,4 derajat Celcius.

"Sebagai catatan untuk wilayah dataran tinggi atau pegunungan tentu suhu udara akan lebih dingin daripada suhu di wilayah pesisir. Laju penurunan suhu udara adalah 0,5 derajat Celcius per kenaikan 100 meter ketinggian tempat," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan suhu udara minimum 19,4 derajat Celcius yang tercatat di Pos Pengamatan Cuaca Bandara Tunggul Wulung Cilacap belum menyamai rekor suhu udara paling minimum yang terjadi di Cilacap selama kurun waktu 45 tahun.

Berdasarkan data statistik suhu minimum yang terkumpul mulai 1975 hingga akhir Juli 2024, kata dia, suhu paling minimum pernah terjadi pada 14 Agustus 1994 yang tercatat 17,4 derajat Celcius.

"Saat itu, suhu udara maksimum hanya 25,8 derajat Celcius dan rata-ratanya 22,9 derajat Celcius," katanya.

Baca Juga:Pertamina Patra Niaga Regional JBT Raih 3 Penghargaan Pada Indonesia Marketing Festival 2024

Menurut dia, selisih suhu udara paling minimum pada 1994 bila dibandingkan dengan suhu udara minimum pada Selasa ini masih terpaut 2 derajat Celcius yang berarti bahwa kejadian suhu udara dingin di Cilacap belum lebih dingin dari kejadian pada 1994.

Dengan demikian, kata dia, suhu dingin yang saat ini terjadi masih bersifat normal.

Teguh mengatakan berdasarkan prakiraan yang dirilis oleh Stasiun Klimatologi Semarang, puncak musim kemarau di Jawa Tengah bagian selatan dan sekitarnya secara umum akan terjadi pada Agustus 2024.

"Demikian pula dengan suhu udara minimum pada malam dan pagi hari diprakirakan akan bertambah dingin. Hal itu memberikan indikasi bahwa kejadian suhu dingin ini masih akan berlangsung hingga akhir Agustus, bahkan awal September 2024," ujarnya.

Ia mengatakan kejadian suhu dingin tersebut diprakirakan akan normal, sehingga tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat.

Menurut dia, munculnya kabut pada pagi hari saat musim kemarau merupakan sesuatu yang wajar dan lazim terjadi serta akan menambah suhu dingin di berbagai wilayah, termasuk Cilacap.

Suhu udara dingin pada musim kemarau ini disebabkan adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering menuju ke Asia melewati Indonesia atau disebut dengan monsoon dingin Australia.

"Meskipun suhu udara pada malam hingga pagi hari terasa dingin, suhu udara pada siang hari terasa menyengat karena tutupan awan relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terbuang dan hilang ke angkasa," kata Teguh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini